TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bekas Panglima TNI, Jend (Purn) Endriartono Sutarto menilai adanya kasus yang dilakukan oleh prajurit TNI belakangan ini seperti kasus penyerangan Polres OKU oleh prajurit TNI AD, kasus Lapas Cebongan dikarenakan munculnya perasaan inferiority dari para prajurit.
"Sebagai warga bangsa yang memiliki perasaan inferiority, prajurit menjadi mudah tersinggung," kata Endriartono Sutarto di Jakarta, Rabu (24/4/2013).
Endriartono menuturkan, itu semua sesungguhnya adalah reaksi dari dorongan bawah sadar dari para prajurit TNI untuk sekedar ingin menunjukkan eksistensi mereka di tengah masyarakat yang telah menyisihkannya dan menjadikan mereka menjadi kelompok dengan kesendiriannya.
"Peristiwa perwira TNI AU yang dengan kasar melakukan pencegahan atas peliputan jatuhnya pesawat tempur TNI AU di Lanud Pekan Baru, kasus penyerangan Polres OKU oleh prajurit TNI AD, kasus Lapas Cebongan dan terakhir kasus di markas PDIP adalah contoh perasaan inferiority prajurit," katanya.
Lebih lanjut Endriartono mengatakan, kondisi seperti itu tentu tidak dapat terus-menerus dibiarkan, terlebih para pemimpin sipil yang menutup mata atas semua kondisi di atas.
Keadaan akan menjadi semakin buruk saat masyarakat menyudutkan dan menghakimi para prajurit setiap saat di Media tanpa adanya keinginan utamanya dari para pimpinan sipil untuk menyadari bahwa sesungguhnya para prajurit tersebut membutuhkan perhatian.
"Prajurit membutuhkan untuk diposisikan sekedar setara dengan warganegara lainnya," katanya.