News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

KRL Ekonomi Stop Operasi

KRL Ekonomi Dihapus, Anggota DPR: PT KAI Langgar Hukum

Penulis: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penumpang memadati atap gerbong kereta rel listrik (KRL) ekonomi Bogor-Jakarta yang melintas di kawasan Tanjung Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (26/3/2013). KRL ekonomi Bogor-Jakarta belum akan dihapus berbarengan dengan KRL lintas Bekasi-Jakarta dan Serpong-Jakarta per 1 April, sebab kondisinya dinilai masih layak pakai. Para penumpang berharap rencana penghapusan KRL ekonomi diganti dengan penambahan armada KRL ekonomi karena harga tiketnya bisa dijangkau masyarakat luas. KOMPAS/WAWAN H PRABOWO

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi V (Komisi Perhubungan) DPR RI, Arwani Thomafi, berpendapat penarikan KRL ekonomi relasi Serpong-Tanah Abang secara sepihak oleh PT KAI dilakukan tanpa koordinasi dengan Ditjen Perkeretaapian Kemenhub merupakan pelanggaran hukum.

"Sangat disayangkan karena menyangkut hajat hidup orang banyak masyarakat penggunanya," kata Arwani ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Rabu (8/5/2013).

Politisi PPP ini menegaskan "Perjanjian" PT KAI dengan Ditjen Perkeretaapian adalah penghapusan Kerta Ekonomi Non AC diperbolehkan jika perubahan pola subsidi (PSO) Kereta Api sudah selesai dibahas.

"Sampai hari ini belum tuntas pembahasan hal tersebut. Rencana perubahan subsidi akan dilaksanakan Juli 2013," kata dia.

Pola perubahan subsidi ini, lanjut Arwani, harus tetap mengedepankan pemihakan kepada kelompok masyarakat bawah.

"Formulasi itu hingga kini belum pernah disampaikan ke DPR," kata dia.

Artinya, menurut Arwani, PT KAI belum sepenuhnya menyiapkan segala perangkat atas penghapusan KRL Ekonomi ini.

"Subsidi langsung kepada masyarakat miskin harus dilakukan," kata dia.

Oleh karena itu, Arwani mendesak mendesak kepada PT KAI untuk segera mencabut kebijakan penghapusan KRL Ekonomi ini sesuai dengan "perjanjian" semula.

"Kami juga mendesak Kementerian Perhubungan agar memberikan sanksi yang tegas atas pelanggaran hukum yang dilakukan oleh PT. KAI ini," kata dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini