TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suyitno (53), petugas keamanan rumah Darin Mumtazah di Jalan Bhineka Raya No 3 RT 10/09, Kelurahan Cipinang Cempedak, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, mengaku diteror.
Suyitno yang sempat mendengar Darin memanggil Luhtfi Hasan Ishaaq dengan sebutan 'papah', dan Luthfi memanggil Darin 'mamah', ditelepon orang tak dikenal.
"Pak Yitno mau jadi artis ya? Itu masuk TV, jangan sembarangan ngomong," katanya menirukan ucapan orang di ujung telepon, saat ditemui wartawan di depan rumah Darin, Kamis (23/5/2013).
Lebih lanjut Suyitno mengatakan, dia mendapat telepon tadi malam. Teleponnya berbunyi usai dirinya diminta menjadi narasumber di acara televisi swasta, Rabu (22/5/2013) sore.
"Saya enggak tahu itu siapa," ujarnya.
Menurut Suyitno, si penelepon seorang pria, mengaku-ngaku berasal dari institusi kepolisian. Ia meminta Suyitno tidak berbicara sembarangan terkait cerita Luthfi dan Darin.
"Ini dari kepolisian, jangan macem-macem ngomong," ucapnya.
Merasa tidak bersalah memberikan pernyataan sesuai yang ia alami, Suyitno tak gentar.
"Saya enggak takut," cetusnya.
Sebelumnya diberitakan, Suyitno, satpam di Jalan Bhineka Raya No 3 RT 10/RW 09, Cipinang Cempedak, Jatinegara, Jakarta Timur, mengaku pernah diminta memijat Luthfi, pada November 2012.
"Istri saya kan kerja di rumah Darin, jadi tukang cuci. Dia (Luthfi) tengah mencari orang yang bisa memijat punggungnya. Rupanya sudah satu malam di situ, tinggalnya sekamar dengan Darin di kamar lantai bawah. Istri saya juga bilang begitu," ungkap Suyitno, Rabu (22/5/2013) lalu.
Suyitno menjelaskan, di dalam rumah dengan luas sekitar 300 meter persegi yang memiliki dua lantai, terdapat enam kamar. Tiga kamar di lantai bawah, dan tiga lantai lagi di lantai atas.
Namun, hanya kamar di lantai bawah saja yang digunakan untuk tidur. Satu kamar digunakan untuk memelihara kucing, satu kamar untuk orangtua Darin, dan satu kamar lagi untuk Darin serta Luthfi.
"Saya juga sempat dengar, waktu saya mijitin Bapak Luthfi beberapa bulan lalu, Pak Luthfi minta minyak angin untuk pijit ke Darin, manggilnya 'Mamah'. Mah, mana minyak anginnya," tuturnya.
Suyitno memaparkan, Darin membalasnya dengan sebutan 'Papah'.
"Setelah Bapak Luthfi meminta minyak angin, Darin membalas dengan sebutan 'Pah'. Iya Pah," katanya.
Namun, Suyitno masih bingung, apakah sebutan 'Mamah' ditujukan untuk Darin atau untuk Umi (ibunda Darin).
"Ya saya juga tidak tahu pasti, apakah sebutan itu untuk Darin atau ibunya Darin," ucapnya.
Menurutnya, Luthfi tidak pernah lama berada di rumah Darin. Namun, Luthfi selalu datang ke rumah itu, minimal seminggu dua kali.
"Paling-paling cuma sehari atau setengah hari, Pak Luthfi sudah pergi. Tapi pernah juga dua hari di sini, di dalam rumah terus," beber Suyitno. (*)