TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktivis Petisi 28, Haris Rusli menilai persoalan yang saat ini membelit bangsa Indonesia boleh jadi salah satu penyebabnya adalah kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini jauh dari nilai-nilai luhur pancasila sebagai dasar negara.
"Penghianatan terhadap Pancasila menyebabkan bangsa kita tidak henti-hentinya dirudung masalah dan malapetaka," ujar Haris dalam diskusi bertajuk "Pancasila Azimat Bangsa, Apa Kabar?" di Cafe Phoenam, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (2/5/2013).
Haris menilai saat ini Pancasila seolah hanya ditempatkan sebagai jampi-jampi politik yang diteriakan di setiap upacara bendera. Pancasila ia sebut ibarat jimat pengusir setan yang hanya digantung di ruang-ruang tamu kantor pemerintah dan sekolah.
Padahal, lanjut Haris, Pancasila adalah sintesa dari proses panjang sejarah bangsa Indonesia. Pandangan hidup yang menjadi budaya dan karakter bangsa melalui proses historis yang panjang dan menyatukan ratusan juta rakyat Indonesia yang berbeda-beda suku, agama dan adat istiadat.
Oleh karena itu, Haris menyebut peringatan hari pidato bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945 seharusnya dijadikan momentum untuk mengevaluasi landasan dan haluan negara yang menggunakan negara reformasi yang menyimpang dan menghianati nilai-nilai dasar Pancasila. Sehingga mengembalikan pancasila di tempat yang sebenar-benarnya.
"Ini momentum yang tepat untuk melakukan evaluasi," ujarnya.