Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pimpinan MPR mengaku masih berduka atas meninggalnya Taufiq Kiemas. Wakil Ketua MPR RI Hajriyanto Thohari mengaku pihaknya belum membahas pergantian suami Megawati di kursi ketua MPR.
"Saya belum begitu tertarik membicarakan ini setidaknya sampai minggu pertama selesai. Kita masih dalam suasana dukua. Penting tapi tidak mendesak dan urgent untuk buru-buru dicarikan penggantinya," kata Hajriyanto ketika dikonfirmasi, Senin (10/6/2013).
Politisi Golkar itu mengatakan posisi Ketua MPR saat ini ditangani oleh pimpinan lainnya. Apalagi, kepemimpinan MPR bersifat kolektif kolegial. "Jadi tugas-tugas menjadi beban ketua dapat dibagi ke wakil-wakilnya," kata Hajriyanto.
Hajriyanto menilai sulit mencari pengganti Taufiq Kiemas dengan wibawa politik dan ketokohan yang menasional. Selama dipegang Taufiq Kiemas, Hajriyanto mengatakan MPR disegani oleh lembaga lainnya.
"Kewibawaan politiknya yang luar biasa, TK itu seperti didaulat menjadi ketua kelas," katanya.
Ia mengatakan untuk memilih Ketua MPR dengan memberi waktu kepada fraksi asal untuk membahas dalam jangka waktu 30 hari. Mekanisme diserahkan kepada fraksi.
"Pimpinan akan menyampaikan secara resmi pada fraksi tempat TK berasal, FPDIP untuk mengajukan pengganti. Itu menjad hak fraksi," katanya.
Diharapkan sebelum 30 hari nama pengganti tersebut sudah diterima pimpinan MPR dan dibawa ke paripurna untuk disahkan serta diikuti pengambilan sumpah.
"Jadi tata cara prosedurnya sangat simpel karena setelah reformasi, kita menempuh jalan simpel untuk memilih pimpinan MPR," tuturnya.