TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dari empat orang yang mengaku sebagai keluarga pelaku bom bunuh diri di Mapolres Poso, Sulawesi Tengah, polisi hanya mengambil dua DNA pembanding.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Agus Rianto mengatakan, DNA pembandingnya sudah dikirimkan dari Poso ke Mabes Polri, untuk menentukan identitas pengebom bunuh diri.
"Namun, masih dilakukan pemeriksaan terhadap DNA pembandingnya di Laboratorium Forensik (Labfor), untuk membuktikan hasil yang kami miliki dari korban, dan juga contoh pembanding dari Poso, dua yang dikirim dari Poso. Mungkin, dalam waktu dekat sudah dapat dipastikan apakah identik atau tidak," ungkap Agus di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (13/6/2013).
Menurut Agus, awalnya ada empat keluarga yang mengaku. Tapi, setelah diseleksi lebih jauh di Poso, hanya dua keluarga yang diduga kuat memiliki hubungan darah dengan pelaku bom bunuh diri.
Mapolres Poso dikejutkan dengan aksi bom bunuh diri, Senin (3/6/2013) sekitar pukul 08.03 WITA. Pelaku yang masuk ke halaman mapolres, sempat ditahan petugas jaga, tapi pelaku tetap saja nyelonong masuk menggunakan sepeda motor.
Awalnya, seorang petugas jaga Mapolres Poso Bripda Andry Wahyudi melihat seorang laki-laki yang menggunakan jaket hitam, memasuki Mapolres Poso menggunakan Yamaha Jupiter.
Saat ditegur, pria tersebut tetap memacu kendaraannya, dan masuk ke dalam halaman Mapolres Poso. Karena tidak mau berhenti, Bripda Andry Wahyudi pun berusaha mengejarnya.
Tak lama, terdengar bunyi ledakan kecil, dan saat itu Bripda Andry Wahyudi curiga dan secara spontan mengatakan kepada teman-temannya di penjagaan polres, "Bom Bunuh Diri ini." Sehingga, anggota polisi lainnya tiarap.
Kemudian, Bripda Andry Wahyudi berlari membunyikan lonceng penjagaan, namun tiba-tiba terjadi bunyi ledakan kedua yang begitu besar. (*)