TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Lidia Laksana Hidajat, Dr., Psi., MPH, psikolog, menilai tindakan model Novi Amelia yang berusaha membuka bajunya tidak selalu terkait dengan masalah seksual.
Lidia juga menilai Novi menanggung beban emosional yang begitu berat sehingga hampir membuka pakaiannya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Novi Amelia tiba-tiba membuang tasnya saat menumpang sebuah ojek, Senin (1/7/2013) dini hari tadi. Tidak hanya membuang tasnya, Novi hampir membuka pakaian yang dia kenakan. Tukang ojek yang melihat kejadian itu segera membawa Novi ke Polsek Mampang.
Staf pengajar Psikologi Klinis Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya, Lidia Laksana Hidajat, Dr., Psi., MPH, menambahkan banyak hal yang bisa menyebabkan Novi melakukan tindakan tersebut. Lidia melihat adanya suatu masalah yang belum selesai sebagai salah satu kemungkinan penyebab Novi melakukan tindakan tersebut.
“Mungkin ada pengalaman traumatik pada masa kecil sehingga narkoba menjadi pelariannya. Kontrol emosinya pun makin menurun sehingga menjadi hysterical,” tutur Lidia kepada Tribunnews.com.
Hysterical atau awam disebut hysteria merupakan bentuk emosi yang tidak terkendali. Orang yang hysteria seringkali kehilangan kontrol terhadap dirinya sendiri akibat ketakutan yang bisa disebabkan oleh kejadian-kejadian di masa lampau yang melibatkan konflik parah.
Lidia juga menduga alasan Novi berusaha melepas pakaiannya sebagai simbol dari keinginan melepaskan diri dari sesuatu yang mengekang atau menekan.
“Tidak selalu terkait dengan masalah seksual, tapi ada kecenderungan dia membutuhkan afeksi dari orang-orang terdekat,” jelas Lidia.
Lidia enggan menilai jika Novi sudah mencapai tahap mengalami gangguan kejiwaan. Lidia pun menyarankan agar yang pertama dilakukan adalah mendengarkan semua penuturan Novi. Dari penuturan tersebut baru bisa diduga apakah Novi sudah mengalami gangguan jiwa atau lebih karena dampak dari narkoba yang dia konsumsi.
“Kalau sudah tahu masalahnya, baru bisa ditentukan apakah dia memang terganggu sehingga perlu ke psikiater atau apakah perlu konseling dan psikoterapi,” ujar Lidia.
Lidia juga melihat hubungan hysteria yang dialami oleh Novi dengan kondisi keluarganya. Seperti yang diketahui, Novi menjadi tulang punggung keluarganya dan memiliki seorang ayah tiri.
Menurut Lidia, hysteria itu terjadi karena Novi harus menanggung beban emosional yang berat dan relasi dia dengan ayah tiri, ayah kandung, dan ibunya.
“Hysterical condition muncul ketika dia membutuhkan kasih sayang tapi tidak terpenuhi dan kebutuhan untuk dimengerti tapi lingkungannya tidak mendukung. Di alam bawah sadarnya, kecenderungan hysterical muncul ke permukaan ketika dia ‘crying for help’ yang sayangnya kurang pas,” jelas Lidia.