TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi penggulingan presiden oleh militer Mesir dinilai menjadi pelajaran penting bagi Indonesia. Anggota Komisi I DPR, Tantowi Yahya mengatakan kejadian tersebut dapat terulang kembali di Mesir pada masa mendatang.
"Sekali pergantian kekuasaan secara anarkis terjadi, maka pergantian berangkat dengan pola yang sama akan dengan mudah terjadi," kata Tantowi, Kamis (4/7/2013).
Politisi Golkar itu mengatakan, Indonesia sebagai negara sahabat berharap agar krisis tersebut cepat berlalu. Militer Mesir, kata Tantowi, diharapkan dapat menjalankan transisi pemerintahan dengan baik. "Jangan sampai ada korban lagi," katanya.
Tantowi menyatakan kudeta tidak ada dalam sejarah serta tradisi Indonesia. "Kita tetap menghormati proses pergantian kekuasaan yang konstitusional. Kita harus memegang nasehat Taufiq Kiemas demokrasi itu harus sesuai waktunya," kata Tantowi.
Seperti diberitakan, militer Mesir menggulingkan presiden pertama negara itu yang dipilih secara demokratis, Muhammad Morsi, Rabu (3/7/2013) malam.
Beberapa jam setelah mengumumkan kejatuhan Morsi, militer membatalkan konstitusi dan menunjuk Ketua Mahkamah Agung Mesir sebagai presiden sementara.