TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta kedua belah pihak yang bertikai di Sampang, Madura yakni Sunni-Syiah Sampang mau berekonsiliasi menyelesaikan persoalan yang terjadi.
"Presiden meminta rekonsiliasi terjadi," ungkap Menteri Agama (Menag), Suryadharma Ali usai berbuka puasa di kediaman Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Marzuki Alie, Senin (15/7/2013).
Dia tegaskan upaya pemerintah sangat keras untuk menormalisasikan keadaan. Namun karena satu dan dua hal kini harapan itu masih belum bisa tercapai.
Menurutnya, pemerintah masih terus berupaya keras membangun rekonsiliasi diantara mereka yang berkonflik.
"Mudah-mudahan, kita semua berharap di bulan Ramadan penuh berkah ini bisa diselesaikan. Jadi dalam waktu dekat ini akan ada upaya-upaya instensif lagi dalam rangka membangun rekonsiliasi antara dua pihak yang bertikai," harapnya.
Lebih lanjut dia jelaskan pula, relokasipengungsi Syiah Sampang, Madura ke rumah susun Sidoarjo, Jawa Timur lebih bersifat sementara. Langkah ini diambil pemerintah tak lain untuk menjaga keselamatan para pengusing yang selama 10 bulan lalu mengungsi di GOR Sampang.
Sebagaimana diketahui, awalnya terjadi konflik Sunni-Syiah di Sampang Madura. Sebanyak 50 lebih rumah warga Syiah di Sampang itu dibakar oleh massa. Akibanya Sekitar 200 pengungsi Syiah harus mendiami GOR.
Setelah 10 bulan mengungsi, terjadi pengusiran dari ribuan orang menghadiri istighosah di Lapangan Wijaya Kusuma yang letaknya berseberangan dengan lokasi pengungsian penganut Syiah.
"Dalam rangka menjaga keselamatan para pengungsi, kemudian dipindahkan ke Sidoajo. Jadi relokasi ini sifatnya sementara. Sekali lagi sementara. Jadi relokasi itu bukan penyelesaian akhir. Itu hanya penyelesaian antara saja," tegas Menag.
Selain itu, menurutnya, lokasi baru bagi pengungsi Sampang di Sidoarjo jauh lebih manusiawi. Pasalnya para pengungsi akan ditempatkan di rumah susun sewa di Sidoarjo, sehingga setiap keluarga dapat bertempat tinggal secara lebih layak.