TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA -- Mantan Kepala Korlantas Polri Irjen Pol Djoko Susilo ternyata memiliki bisnis jual beli keris yang beromzet miliaran rupiah. Bahkan sejumlah pembeli keris milik Djoko berasal dari luar negeri.
Fakta tersebut tersebut terungkap pada persidangan Djoko di Pengadilan Tipikor, Jakarta Selatan, (16/7/2007). Orang kepercayaan Djoko yang kerap dimanfaatkan untuk memasarkan keris-keris Djoko adalah Indra Jaya Febru Hariadi (48), seorang pensiunan anggota Kodam Brawijaya berpangkat Pelda.
Saat diperiksa kesaksiannya Indra menuturkan bahwa ia pertama kali mengenal Djoko pada tahun 1998 lalu.
Oleh salah seorang kenalannya yakni Letu Widodo, Indra pertama kali bertemu Djoko di sebelah kediaman Kapolri yang saat itu masih dijabat Jendral Pol Rusmanhadi. Kata Indra, Djoko berniat bertemu dirinya untuk menjajal kemampuan pusaka batu Mirah Delima milik Indra.
Di muka persidangan Indra menjelaskan setelah melakukan ritual tertentu batu Mirah Delima itu sanggup membuat rambut Djoko kebal dari gunting. Mendengar pernyataan Indra, ketua tim Pembela Hukum Djoko, Juniver Girsang dan Ketua Majelis Hakim Suhartoyo pun sempat terperangah.
"Rambut itu dipotong tidak mempan," tanya Juniver. "InsyAllah, mohon izin, karena Allah SWT," Jawab Indra dengan lantang.
Indra menjelaskan setelah pertemuan itu keduanya pun mulai akrab. Hingga akhirnya Indra mendapat tawaran dari seorang warga negara Jerman bernama Andrias Gosman yang berniat membeli tiga buah keris.
Menurut Indra keris-keris yang dimaksud ia ketahui dimiliki oleh Djoko. Ia pun menjadi perantara untuk tiga keris itu. "Tiga yang dimas kawinkan, satu sebagai cindera mata. Dari tiga pusoko (keris) itu kurang lebihnya, 680.000 Euro. Nilai tukarnya Euro Rp 9.595.Saya sendiri dapat komisinya lumayan, bisa beli mobil itu," terang Indra.
"Jadi yang satunya bonus gitu," ujar Hakim Suhartoyo memperjelas penyataan Indra. "Pusaka kan tidak bisa dibonuskan gitu, jadi cinderamata," jawab Indra yang lagi-lagi mengundang gelak tawa peserta sidang.
Indra menjelaskan untuk menilai sebuah keris ada beberapa kriteria. Antara lain adalah jumlah lekukan, nilai seni, masa pembuatan, kerajaan yang membuat hingga kemampuan supranatural keris itu.
Pada 2004 Djoko tiba-tiba mendatangi kediaman Indra di Malang. Kata Indra Djoko membeli 16 keris darinya, antara lain ia menyebutkan Kinomoroblem, Kiai Cacing Anil, Sengkelat, Singo Barong. Kata Indra, ia tidak mematok harga tertentu atas 16 buah pusaka warisan orangtua itu. Indra mengaku percaya dengan Djoko yang ia anggap sebagai orang baik.
"Waktu 2005 beliau mau bayar, tapi mohon izin saya titip pada beliau karena beliau baik," kata Indra. Djoko sempat berpesan pada Indra jika ia selesai berdinas, Indra diminta datang ke Jakarta.
Pada 2006 pun Indra memutuskan untuk pensiun dini. Ia sendirian kemudian pergi ke Jakarta dan menghadap Djoko yang saat itu masih menjabat sebagai Dirlantas Polda Metro Jaya. "Kepada Beliau saya juga bilang, sebaiknya pusoko-pusoko itu dibelikan rumah," ujarnya.
Djoko kemudian mengajak Indra mencari rumah. Kata dia ia sempat diajak melihat-lihat rumah di kawasan Kota Wisata Cibubur. Selain itu ia juga sempat melihat-lihat rumah di kawasan Pesona Kayangan, Depok, Jawa Barat. Indra pun memilih rumah di Pesona Kayangan untuk merumahkan keris-keris tersebut.
"Saya maunya alur emas (jalur hidup)," terang Indra menjelaskan kenapa ia lebih memilih Pesona Kayangan ketimbang Kota Wisata.
Djoko langsung mengiyakan permintaan Indra. Pensiunan TNI AD itu lalu menyerahkan KTPnya kepada Djoko. Selang 15-30 hari kemudian ia lalu diminta untuk menempati rumah mewah itu. Selain itu, Indra juga mendapat tambahan uang tunai senilai Rp 150 juta.
Selama setahun Indra sempat menempati rumah itu, lalu ia memutuskan untuk pindah setelah bercerai dengan istrinya seorang perempuan asal Aceh.
Belakangan diketahui pada kwitansi pembelian rumah tercatat harga Rp 1,7 miliar. Indra mengaku baru mengetahui harga rumah itu saat ia diperiksa penyidik KPK dan diperlihatkan kuitansi tersebut.
"Saya juga belum sempat melihat sertifikat tanah, karena memang sifat saya, saya percaya beliau," kata Indra.
Di muka persidangan Indra juga mengaku sempat dititipi Djoko sekitar 200 keris untuk dirawat. Kata Indra satu tugasnya adalah untuk memandikan ratusan keris itu pada malam satu syuro. Ia mengaku ratusan keris-keris itu hingga kini masih berada di kediamannya di Sunter, Jakarta Utara.
"Saya sempat ditanya penyidik KPK keris-keris itu ada di mana, saya bilang ada di rumah saya. Mereka bilang mau menyita, ya saya bilang silakan, tapi sampai sekarang belum disita-sita," ucap Indra.
Djoko sendiri mengakui hal itu. Ia membenarkan bahwa ia sempat membeli 16 buah keris dari Indra seharga Rp 1,7 Miliar. "Memang benar kami mengambil keris 16 senilai 1,7 M, dengan konpensasi rumah," tutur Djoko.