News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hindari Korban Jiwa, Kemendikbud Harus Buat Pedoman MOS Nasional

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Gusti Sawabi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) mengikuti masa orientasi siswa (MOS) bersama di Lapangan Karebosi, Makassar, Senin (15/7/2013). MOS bersama yang diikuti sekitar 25 ribu siswa baru SMP dan SMA se-Kota Makassar tersebut untuk membangun kesepakatan dan komitmen bersama anti kekerasan terhadap pelajar. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi X DPR Surahman Hidayat mengungkapkan diperlukannya pedoman MOS Nasional. Pedoman tersebut mengatur mekanisme pelaksanaan MOS secara detail, hal ini di perlukan agar tidak liar.

"Saya turut berduka dan  sangat menyayangkan terjadinya kasus tersebut, MOS seharusnya dijadikan sarana membuka pola pikir , pengenalan sekolah beserta lingkungannya dan membangun ukhuwah sesama keluarga besar sekolah dan kemitraan dlm mengukir prestasi-prestasi yang mengangkat reputasi sekolah," kata Surahman di Jakarta, Selasa (23/7/2013).

Surahman mengatakan MOS bukan hanya sarana pengemblengan fisik semata. Namun sebagai sarana pengenalan sekolah kepada siswa baru.

"Jika sejak awal sekolah memiliki pedoman pelaksanaan MOS yang baik, niscaya tidak akan terjadi hal tersebut, saya kira Kemdikbud sangat mampu memfasilitasi untuk membuat pedoman MOS Nasional bagi lembaga pendidikan di Indonesia," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan Tribunnews.com,  Kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) di Bantul memakan korban. Seorang siswi SMK 1 Pandak bernama Anindya Ayu Puspita (16), harus kehilangan nyawanya setelah dihukum squat jump oleh seniornya, Jumat (19/7/2013).

Warga Dusun Daleman RT 02 Desa Gadingharjo, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, tersebut tewas dalam perjalanan menuju RS PKU Muhammadiyah Bantul.

Kasatreskrim Polres Bantul, AKP Alaal Prasetyo, mengatakan, dari keterangan yang perolehnya dari dokter yang memeriksa korban, saat tiba di rumah sakit korban sudah dalam kondisi tidak bernyawa.

Korban tiba sekitar pukul 16.30 wib. Dokter, lanjut Alal, juga belum dapat memberikan kepastian terkait penyebab meninggalnya remaja tersebut. Dokter sebenarnya sudah berusaha untuk bergerak cepat untuk mencoba memancing detak jantung korban.

Polisi belum memperoleh informasi lengkap terkait riwayat kesehatan korban karena dari pihak orangtua korban masih dalam kondisi syok.

“Jika melakukan kegiatan MOS apalagi latihan PBB seharusnya panitia atau pihak sekolah memastikan kondisi kesehatan perserta. Apakah ini kelalaian sekolah atai bukan akan kami dalami,” kata Kasatreskrim.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini