TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puluhan warga tak dikenal berunjuk rasa di depan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Klas IIA Narkotika Cipinang, Jakarta Timur, Jumat (26/7/2013) petang.
Mereka memprotes langkah Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana mencopot Thurman Hutapea dari jabatan Kalapas Klas IIA Narkotika Cipinang.
Dengan membentangkan poster, para pengunjuk rasa berorasi meminta agar Thurman tidak diberhentikan sebagai Kalapas Cipinang. Mereka menilai pencopotan tersebut dilakukan secara sepihak oleh Kemenkumham meski Thurman belum terbukti melakukan pelanggaran.
Koordinator pengunjuk rasa, Andi Wijiono (35), mengatakan aksi ini adalah bentuk dukungan spontanitas masyarakat setelah mengetahui pencopotan Thurman dari jabatannya.
"Kami mendukung Kalapas. Kami minta Kalapas jangan dicopot. Wamen jangan seenaknya copot-copot jabatan orang," kata Andi yang juga mantan narapidana terhukum tiga bulan itu.
Sebagian pengunjuk rasa enggan menyebutkan asal-usul mereka. Mereka hanya mengaku terpanggil sebagai masyarakat untuk menolak pencopotan Thurman.
Diketahui, Kemenkumham memberhentikan Thurman Hutapea pada Kamis (25/7) kemarin, setelah hasil investigasi Inpekstorat Jenderal Kemenkumham mengungkap Thurman terindikasi melakukan pelanggaran dalam membawahi lapasnya.
Investigasi dilakukan pihak Itjen Kemenkumham setelah mantan kekasih gembong narkoba internasional yang narapidana mati Freddy Budiman, Vanny Rosyanne, membeberkan dirinya kerap mengonsumsi sabu bersama dan melakukan hubungan badan atau ML di dalam ruang khusus yang disediakan pihak lapas.
Vanny yang juga model majalah pria dewasa itu mengungkapkan, Freddy menyetor Rp 50 juta per hari atas penggunaan ruang khusus tersebut. Bahkan, Vanny mengaku masih berbicara dengan Freddy melalui telepon seluler.
Namun, Thurman membantah hal tersebut.
"Itu kan omongan Vanny sepihak. Kan, harus dicari dulu kebenarannya. Jangan main copot saja orang seenaknya," kata Andi.
Setelah berorasi sekitar satu jam, pengunjuk rasa membubarkan diri tanpa ditemui perwakilan pihak lapas.