TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Fasli Jalal menuturkan, saat ini sebanyak 40 persen penduduk Indonesia tinggal di perkotaan.
Menurutnya, daya tarik kota dengan berbagai fasilitas kehidupan yang lebih lengkap, menjadi salah satu faktor pemicu tingginya angka urbanisasi di Indonesia.
"Dampaknya pertama profil kependudukan akan jomplang. Bisa dilihat balita banyak, namun usia produktif tidak ada. Siapa yang menggerakan roda ekonomi di desa?" kata Fasli kepada wartawan di kantornya, Halim, Jakarta Timur, Senin (19/8/2013).
Menurutnya, dalam hal ini BKKBN tak dapat mencegah arus urbanisasi, mengingat sektor pendorong urbanisasi memang belum bisa diatasi sepenuhnya oleh pemerintah.
Lebih lanjut Fasli mengatakan, sepanjang fasilitas kehidupan di kota seperti layanan kesehatan, pendidikan dan lapangan kerja masih lebih baik dibanding desa, maka arus urbanisasi tidak mungkin dicegah.
Jika arus urbanisasi tak segera diatasi, Fasli mengatakan bahwa pada 2050 diperkirakan lebih dari 80 persen penduduk Indonesia akan hidup di kota dan daerah akan mengalami stagnasi pembangunan karena ditinggalkan oleh penduduknya yang berusia produktif.