Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin mengaku belum mengetahui adanya kabar pelarangan buku Anas Urbaningrum. Buku tersebut diltulis oleh Ma'mun Murod Al-Barbasy yang berjudul 'Anas Urbaningrum Tumbal Politik Cikeas'.
"Saya tidak pernah tahu kalau ada satu aturan atau UU yang bisa melarang buku peredaran seseorang, saya juga belum tahu," kata Amir di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (28/8/2013).
Amir pun enggan menanggapi isi buku tersebut. Sebab ia juga tidak mengetahui apapun mengenai isi buku Anas Tumbal Cikeas tersebut.
"Orang belum tahu, ngapain saya tanggapin," kata Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat itu.
Diberitakan, penulis buku tersebut, Ma'mun Murod Al-Barbasy, menyatakan, ada tekanan dari pihak tertentu yang melarang buku tersebut beredar di sejumlah toko buku.
"Ada perintah khusus tidak boleh jual," kata Ma'mun melalui pesan singkat yang diterima pada Senin (26/8/2013) petang.
Saat dikonfirmasi lebih dalam, Ma'mun menilai penjegalan pada buku yang ditulisnya merupakan cara klasik memberangus karya intelektual. Meski begitu, ia mengaku belum ingin membawa permasalahan ini ke jalur hukum.
Loyalis Anas Urbaningrum ini mengungkapkan, pihak yang tidak suka dengan buku tersebut seharusnya melakukan protes dengan cara yang lebih elegan. Misalnya dengan mengajukan tuntutan ke jalur hukum dan bukan dengan cara menjegal peredaran buku itu.
"Mungkin (pelakunya) mereka yang tersinggung dengan isi buku tersebut. Saya tidak akan mengambil langkah apa-apa, itu urusan penerbit. Soal siapa yang tersinggung, saya tidak tahu," ujarnya.
Untuk diketahui, Ma'mun Murod Al-Barbasy meluncurkan buku berjudul Anas Urbaningrum Tumbal Politik Cikeas pada Jumat (23/8/2013) lalu. Menurut Murod, buku tersebut berisi kumpulan status Facebook-nya.
Murod menuturkan, ada dua alasan mengapa buku ini diterbitkan. Pertama adalah Murod merupakan orang dekat Anas yang juga dipecat tanpa penjelasan apa pun bersamaan dengan lengsernya Anas Urbaningrum. Menurutnya, dalam beberapa hal, pernyataannya dalam status Facebook merupakan sesuatu yang diketahui langsung dari sumber primernya.
"Termasuk jawaban-jawaban atas pertanyaan dari teman saya yang mengomentari status tersebut. Kebenaran status Facebook saya tak perlu diragukan," ujarnya.
Kedua, sebagai pengajar dan kandidat doktor ilmu politik, tulisan di akun Facebook Murod diklaim tak hanya berisi informasi dan curahan hati, tetapi juga analisis yang tajam terhadap kasus-kasus aktual yang utamanya menyangkut Partai Demokrat.
"Buku ini disertai dengan foto-foto eksklusif Anas Urbaningrum yang mungkin sepenuhnya diketahui publik," katanya.