News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ocehan Nazaruddin

Gubernur Jawa Tengah Ladeni Nazaruddin

Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, M Nazaruddin pasang badan terkait sejumlah kasus korupsi triliunan rupiah yang dibongkar dan disampaikan ke KPK. Nazar tak takut dilaporkan Mendagri Gamawan Fauzi ke polisi maupun menghadapi ancaman pembunuhahn dari parapihak kompeten.

Sejak menyandang status sebagai tersangka suap proyek Wisma Atlet Se Game hingga menjadi terpidana korupsi, Nazaruddin berkali-kali melontar berbagai korupsi di balik proyek-proyek pemerintahan yang pernah dikerjakan.

"Siapa yang keberatan, silakan laporkan saya pencemaran nama baik," tantang Nazar di kantor KPK Jakarta, Kamis (29/8). Mantan Anggota Komisi III DPR ini malah menyarankan parapihak yang disebutnya agar patuh kalau dipanggil KPK.

"Kalau nanti dipanggil KPK, silakan klarifikasi baik-baik. Kalau memang terima uang, cepat balikin (kembalikan) ke KPK," sarannya. "Seperti yang terakhir, Anas. Bilang satu rupiah digantung di Monas, berapa biayanya untuk beli tali?" sindir Nazaruddin.

Ia menegaskan, siap menanggung segala risiko atas semua terstimoninya tentang dugaan korupsi yang dibeberkannya ke publik dan penegak hukum. "Memang banyak orang yang tersinggung dan mengintimadasi, tapi intinya saya sekarang sudah iktikaf," katanya.

Bukan tanpa alasan Nazar membongkar praktik korupsi. Ia mengklaim semata-mata ingin membantu pemberantasan korupsi. "Saya akan betul-betul membantu KPK dengan apa adanya," tandasnya.

Ia meyakinkan, tak ada maksud menjatuhkan nama-nama yang disebut terlibat korupsi. Nazar bahkan bersumpah tak ada kepentingan apapun di balik teror korupsi yang digelindingkan.

Selain itu, Nazar menunjuk Angelina Sondakh, Rully Chairul Azwar, Mahyuddin, Herry Ahmadi, Wayan Koster, Kahar Mudzakir, Olly Dondokambey, Mirwan Amir, Saan Mustopa, terkait sejumlah proyek koruptif. Ada sederet nama anggota DPR yang dituduh Nazar membantu pencarian dana pemenangan Anas yang mencapai Rp 300 miliar dari proyek e-KTP di Kemendagri.

Gubernur Jawa Tengah  Ganjar Pranowo yang baru sepekan menjabat Gubernur Jawa Temgah justru menyatakan siap mundur dari jabatannya, apabila terbukti korupsi proyek e-KTP. Seperti tudingan Nazar, Ganjar mendapat bagian fee proyek e-KTP sebesar 500 ribu dolar AS.
"Begitu saya ketahuan menerima itu, saya mundur besok paginya," janji Ganjar. Menurut politikus PDIP ini, ada dua kejanggalan terkait tudingan nazar.

"Pertama, ketika disebut nama Haeruman, Ganjar dan Arief Wibowo yang jadi pimpinan Komisi II, tak mungkin dalam satu pimpinan komisi itu ada dua dari satu fraksi yang sama, Ganjar dan Arief Wibowo," tuturnya.

Kejanggalan kedua, kata ganjar, sampai hari ini tak ada yang menyebut siapa yang mengantarkan uang. "Melalui forum ini saya menantang untuk membuka dan saya akan bantu KPK mengungkap kasus ini," tegasnya.
Ganjar pun menyatakan kesediaannya diperiksa penyidik KPK. "Kalau bisa besok pagi diperiksa," ujarnya. Ganjar tak tahu motif di balik tuduhan Nazar itu.

"Saya lagi menganalisis, apakah ini cara mendistorsi secara politik, karena PDIP rating-nya tertinggi. Namun, ini risiko kita berpolitik. Kita nikmati saja," ujarnya.

Apakah akan melaporkan Nazar ke polisi? "Saya masih melihat satu dua hari, siapa tahu kemudian ada orang yang berani menunjukkan ini yang mengantar duit ke Ganjar," katanya seraya tersenyum.

"Sampai di mana, akan saya ladeni, dan saya merasa kalau saya orang yang betul-betul meyakini agama saya. Demi Allah saya bersumpah untuk itu (korupsi), tidak!" tandas Ganjar.

Apapun bantahan Mendagri dan Ganjar, KPK tetap mendalami nyanyian Nazar tentang dugaan korupsi proyek e-KTP. "Itu (proyek e-KTP) sedang didalami," kata Ketua KPK, Abraham Samad.

Tak hanya Mendagri, Nazar lebih detail mengungkap peran Anas Urbaningrum dalam berbagai proyek, termasuk proyek e-KTP. Mantan sahabat Anas itu, mengatakan proyek e-KTP merupakan salah satu sumber dana untuk membiayai pencalonan Anas sebagai ketua umum Demokrat 2010, sekaligus Capres 2014.

"Proyek apalagi untuk anggaran ini? Saya jelaskan ada dari fee proyek e-KTP," kata Nazar mengisahkan saat diperiksa penyidik KPK.
"Lalu saya ditanya siapa yang aktif dan terlibat di proyek e-KTP, saya sampaikan yang mengendalikan adalah (Setya) Novanto, sama Anas (Urbaningrum), siapa pelaksananya? Ada saya, Adi Saptinus," ungkap Nazar. (tribunnews/win/aco/lau)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini