Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yogi Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sari mulanya tenang. Jarum jam menunjukkan pukul 22.30 WIB. Ia hanya kaget ketika pintu rumahnya yang tertutup didatangi dua petugas kepolisian berpakaian kaos dengan bawahan celana dan sepatu dinas hitam putih ala Provos.
Petugas Provos, yang tak lain anak buah suaminya, Bripka Sukardi, tidak langsung mengungkapkan maksud kedatangannya ke rumah Sari yang bertempat di Asrama Mabes Polri Cipinang, RT 08/06 Blok J, Jakarta Timur, Selasa (10/9/2013) malam.
"Ada apa ramai-ramai ke sini? Ada apa?" Begitu pertanyaan yang keluar dari mulut Sari, seperti dituturkan Tulus, warga Asrama, yang ikut mengantar kedua anak buah Sukardi. Pertanyaan Sari langsung disambut keduanya dengan aksi menenangkan.
Setelah kondisinya tenang, kedua petugas tadi langsung mengungkapkan bahwa sang suami, Bripka Sukardi tewas tertembak di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan.
Sari masih tenang. Ia tak percaya penjelasan dua rekan Sukardi tadi. Kondisinya mulai kacau, ketika kesaksian dua rekannya berkesuaian dengan berita kematian Sukardi yang ia lihat langsung dari televisi. Saat bersamaan, ketiga anak Sukardi juga melihat. Seketika, Sari histeris.
"Setelah itu isterinya langsung teriak-teriak. Ditambah setelah melihat langsung kabar dari televisi," terang Tulus. Tak lama mengetahui hal tersebut, Sari langsung mengganti daster yang dikenakannya dengan pakaian lain.