Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yogi Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemeriksaan forensik menunjukkan Bripka Sukardi menderita empat luka tembak di tubuh. Kabid Analisis Kimia, Biologi Foresik Pusdokkes Polri, Kombes Pol Slamet Hartoyo, menyebut pihaknya hanya menemukan tiga proyektil.
Tiga proyektil itu menembus bagian tubuh antara lain dada, perut, dan punggung. Ada pun satu luka tembak lainnya yang diderita Bripka SUkardi adalah di bagian lengan.
"Ditemukan Tiga selongsong peluru. Tiga proyektil, yang satu lepas. (Luka tembak) di dada, perut, sama punggung. Jadi yang kami bawa itu, tiga poyektil," ujar Slamet, Rabu (11/9/2013).
Slamet menjelaskan, pada bagian perut, proyektil menembus hingga ke bagian bokong. Adapun pada bagian lengan, proyektil diduga menembus hingga tak tertinggal di bagian tubuh tersebut.
"Luka tembakan tembus. Jadi yang tembus ke pantat itu (tembakan) perut. (Proyektil di) Tangan itu lepas tidak ketemu. Jadi ada empat (luka)," papar Slamet.
Slamet memastikan, tembakan yang menyebabkan kematian pada Bripka Sukardi adalah tembakan yang di arahkan ke dada. Slamet menyebut, arah peluru pada luka di dada berasal secara vertikal. Diduga, tembakan ini diletuskan saat Bripka Slamet telah jatuh terlentang.
"Yang paling fatal di bagian dada. Karena (di bagian) dada, kemungkinan (peluru) jatuh. Jadi dia tidak sempat melawan dan senjatanya dibawa," ujarnya.
Ia menyebut hasil forensik belum bisa memastikan jenis selongsong dan proyektil yang digunakan pelaku sama dengan aksi yang terjadi di Pondok Aren beberapa pekan silam.
"Kami belum bisa pastikan," pungkasnya.