Laporan Wartawan Tribunnews.com Reza Gunadha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus penembakan misterius (petrus) yang semakin marak di DKI Jakarta sekitarnya, dikhawatirkan tak lagi menyasar personel polisi yang berpangkat rendah.
Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW) Neta S Pane mengkhawatirkan, para pelaku petrus bakal menargetkan sasaran yang bisa dikategorikan kelas kakap.
"Bisa saja mereka nantinya menyasar para petinggi Polri atau Polda Metro Jaya. Bisa juga mengarah ke politisi. Itu bakal terjadi, kalau polisi tak segera menuntaskan kasus petrus dan menangkap pelakunya," kata Neta S Pane seperti dalam rilis yang diterima Redaksi Tribunnews.com, Kamis (12/9/2013).
Kekhawatiran Neta itu, bukannya tanpa alasan kuat. Ia menuturkan, terjadi perubahan tren lokasi kasus petrus yang terjadi selama ini.
"Aksi penembakan terhadap polisi, semula hanya terjadi di wilayah pinggiran ibu kota, seperti di Tangerang Selatan. Tapi kini, terjadi di pusat kota, seperti yang menimpa almarhum Aipda Sukardi, yakni di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi," tuturnya.
Perubahan tren lokasi petrus itu, Neta menuturkan para pelaku bukan tak mungkin ikut mengubah tren sasaran tembaknya, dari polisi biasa menjadi petingginya atau para politisi.
"Karenanya, kami berharap polisi segera megungkap kasus ini, sehingga lokasi dan sasaran mereka tak tambah melebar," tandasnya.