News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polisi Ditembak

Kapolri Bantah Bripka Sukardi Tewas karena Pekerjaan Sampingan

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jenazah Bripka Sukardi atau Aipda Anumerta Sukardi dilepas dalam upacara resmi di Gedung Sanggita, Asrama Polri, Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (11/9/2013). Aipda Anumerta Sukardi ditembak orang tak dikenal Selasa (10/9/2013) malam di depan Gedung KPK saat sedang melakukan pengawalan. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo membantah penembakan Bripka Sukardi di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dengan pekerjaan sampingan yakni bisnis pengawalan.

Kapolri menyatakan, tugas Bripka Sukardi sesuai dengan aturan yang berlaku. "Tidak ada. Semua sesuai dengan kedinasan," kata Timur di Gedung DPR, Jakarta, Senin (16/9/2013).

Timur mengatakan, pihaknya telah melakukan evaluasi terkait hal tersebut. Hasilnya, pengawalan itu tidak terkait dengan tugas pribadi. "Itulah yang selalu dievaluasi, prosedur. Kita bisa bicara, tapi itu dievaluasi," ujarnya.

Jenderal bintang empat itu juga menyatakan pihaknya tetap bertugas seperti biasanya meskipun teror terhadap institusinya terus berlangsung. "Tidak takut kita," katanya.

Sebelumnya, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane menilai, opini penembakan Bripka Ruslan terkait teroris seperti itu justru semakin menyurutkan kerja polisi untuk menyelisik rentetan kasus penembakan rekan-rekan sekerjanya.

"Jangan langsung main opini, penembakan polisi ini dilakukan teroris. Selalu saja seperti itu. Coba polisi dalami kemungkinan lain, apakah hal ini terkait gencarnya pemberantasan preman di Jakarta beberapa waktu terakhir, sehingga penembakan polisi jadi aksi balas dendam mereka," kata Neta S Pane, seperti dalam rilis yang diterima Redaksi Tribun, rabu (11/9/2013).

Bahkan, khusus kasus penembakan Bripa Sukardi, ada kemungkinan penembakan itu terjadi karena motif persaingan antarpebisnis jasa pengamanan dan pengawalan. "Seperti ada persaingan antarpebisnis jasa pengamanan dan pengawalan antara oknum aparat yang melibatkan preman," tuturnya.

Karenanya, Neta berharap polisi bisa segera mengungkap kasus penembakan tersebut. "Kalau tidak, akan menjadi preseden buruk bagi Polri, dan menambah semangat pihak yang ingin balas dendam terhadap polisi," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini