Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi III DPR melakukan uji kelayakan dan kepatutan seleksi calon Hakim Agung (CHA). Namun, dalam uji kelayakan tersebut muncul sebuah peristiwa. Sebab, terjadi pertemuan khusus di toilet Komisi VIII DPR Gedung Nusantara I, Rabu (18/9/2013).
Pertemuan terjadi antara calon Hakim Agung Sudrajad Dimyati dan Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Bahruddin Nashori. Pertemuan tersebut berlangsung cukup cepat sekitar satu menit ketika keduanya buang air kecil di urinoir.
Peristiwa berawal saat Sudrajad Dimyati selesai melakukan uji kelayakan dari anggota Komisi III DPR. Di ruang rapat, Sudrajad diminta untuk memaparkan visi, misi dan gagasannya oleh anggota Komisi III. Uji kelayakan itu berlangsung sekitar 90 menit.
Setelah selesai, Sudrajad diwawancarai oleh awak media. Kemudian, ia meminta izin untuk buang air kecil di toilet Komisi VIII DPR. Tidak lama Hakim Tinggi Pontianak (Kamar Perdata) itu masuk, Bahruddin Nashori menyusulnya.
Saat itu kondisi toilet sepi kemudian Sudrajad memberikan sesuatu berbahan kertas kepada Bahruddin. Namun, Sudrajad tidak menyadari ada orang lain di toilet tersebut.
"Saat itu saya sedang di wastafel, terus melihat ke belakang ternyata ada gelagat aneh," kata salah seorang saksi yang enggan disebutkan namanya..
Ia mengatakan kejadian itu sangat cepat. "Saya lihat, sambil pura-pura membuang ingus," kata saksi tersebut.
Ketika dikonfirmasi, Sudrajad membantah melakukan pertemuan khusus agar terpilih sebagai Hakim Agung. Tetapi, gerak tubuh dan raut wajah Sudrajad tampak gugup. Ia memilih melihat telepon genggamnya daripada menjawab pertanyaan awak media. Bahkan, Sudrajad sempat berjalan ke arah balkon Komisi III DPR.
"Tidak ada (lobi khusus), saya ke kamar mandi karena ingin kencing," kata Sudrajad.
Bahruddin juga membantah menerima sesuatu dari Sudrajad saat keduanya bertemu di toilet. Bahruddin mengaku hanya ingin menanyakan mengenai sejumlah calon Hakim Agung kepada Sudrajad.
"Enggak. Saya cuma nanya ada berapa calon (Hakim Agung) yang perempuan, dan ada berapa calon yang non karier," katanya.
Keduanya kemudian tidak terlihat saat Komisi III DPR kembali melanjutkan uji kelayakan dan kepatutan. Bahkan sampai uji kelayakan kembali dimulai pukul 13.00 WIB, Bahruddin masih belum kembali ke ruang rapat tersebut.