TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Intelijen Negara (BIN) dianggap terlalu berlebihan jika terlalu mengawasi aktivitas Organisasi massa (ormas) Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI).
Ma'Mun Murod, Juru bicara PPI, menyebutkan bahwa tak perlu ada yang khawatir dengan apa yang dilakukan PPI.
"Apa yang kami lakukan itu biasa-biasa saja, nggak ada yang aneh. Memikirkan bangsa kok dianggap membuat gaduh negara. Membuat gaduh kelompok tertentu iya," kata Ma'mun yang ditemui usai diskusi bertema "Pemilu 2014 dan Prospek Pemerintahan Presidensial", di markas PPI, Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat (15/11/2013).
Menurutnya, jika terbukti selama ini pihaknya diawasi oleh lembaga negara atas perintah oknum tertentu, Ma'mun mengaku kecewa. Dirinya menuturkan, BIN adalah lembaga negara, bukan alat yang dapat digerakkan penguasa.
"Kalau benar dilakukan itu, saya nggak rela kalau BIN diselewengkan tidak sesuai fungsi negara, itu pelecehan," tegasnya.
Saat ditanya apakah ada ancaman yang didapat sejumlah anggota ormas besutan Anas Urbaningrum tersebut, Ma'mun mengaku belum mengalaminya. Namun dirinya yakin bahwa ada pihak yang mengawasi PPI selama ini.
"Kalau diawasi iya. Tapi saya belum merasakan. Kapan pas acara launching PPI sampai ada intel yang masuk ke ruang dalam satu orang. Ngakunya wartawan tapi nggak ngerti siapa yang diajak ngobrol," jelasnya.