TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menganggap aksi anarkis yang terjadi di sidang Mahkamah Konstitusi oleh masa pasangan Herman Adrian Koedoeboen dan Daud Sangadji, terjadi karena wibawa Mahkamah Konstitusi (MK) sudah turun di mata masyarakat.
Ditemui di kantor Palang Merah Indonesia (PMI), ia mengatakan hal itu salah satunya dikarenakan tertangkapnya Mantan Ketua MK, Akil Mochtar atas dugaan suap Pilkada Lebak dan Gunung Mas.
Atas hal itu masyarakat menurut Mantan Wakil Presiden yang akrab dipanggil JK itu menjadi tidak percaya lagi, dan selalu curiga atas tindak-tanduk MK, walaupun sudah tidak lagi dipimpin Akil.
"Nah, tinggal keputusannya dianggap tidak kredible. Ya itulah yang terjadi. Kedua juga tentu, pengamanannya harus diperbaiki," katanya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya masa pasangan Herman Adrian Koedoeboen dan Daud Sangadji, mengamuk seusai sidang putusan pilkada ulang Provinsi Maluku di MK, Kamis (14/11/2013), dengan mengobrak-abrik ruang sidang pleno MK.
Massa juga melemparkan kursi-kursi pengunjung dan merusak properti MK. Sesaat kemudian, massa masuk ke ruang sidang pleno dan mengacaukan sidang. Karena situasi kacau, majelis hakim menunda sidang dan memilih meninggalkan ruangan sidang.