News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Australia Menyadap

Komisi I Tidak Terkejut Indonesia Sadap Australia

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Gusti Sawabi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Susaningtyas Kertopati

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR Susaningtyas Kertopati mengaku tidak terkejut adanya informasi Indonesia lebih dulu menyadap Australia. Menurut perempuan yang akrab dipanggil Nuning itu, penyadapan adalah hal yang biasa.

"Sekalipun melanggar berbagai konvensi internasional, aksi sadap-menyadap atau spionase yang kini ramai dibahas di dunia internasional sejatinya hal yang jamak saja," kata Nuning ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Kamis (21/11/2013).

Nuning mengungkapkan aksi spionase dan kontra-spionase, intelijen dan kontra-intelijen, terjadi di mana-mana. Hampir semua negara, bahkan organisasi swasta dan bisnis, memiliki kegiatan intelijen untuk berbagai kepentingan.

"Penyadapan yang dalam kegiatan intelijen disebut sebagai Pulbaket  (pengumpulan bahan keterangan) dilakukan untuk mendapatkan informasi," kata Politisi Hanura itu.

Untuk itu, Nuning mengharapkan publik jangan emosional hadapi isu ini sebelum bukti faktual dan meterialnya jelas. Meskipun demikian, Nuning meminta pemerintah memberi teguran keras kepada Australia. "Agar tak ganggu kedaulatan negara kita dengan masuk keranah pencurian informasi melalui penyadapan itu," tuturnya.

Sebelumnya Jenderal (purn) Abdullah Mahmud (AM) Hendropriyono, mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) era Presiden Megawati Soekarnoputri, yang mengumbar plot cerita tersebut.

Kepada satu media massa kenamaan di Australia, Herald Sun, AM Hendropriyono mengakui Indonesia pernah menyadap percakapan para petinggi pemerintahan Australia saat terjadi krisis Timor Leste, tahun 1999 sampai 2004 silam.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini