TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas), Partai Golkar bergeming perihal pencalonan Aburizal Bakrie sebagai presiden. Bagi Golkar, pencalonan mantan Menko Perekonomian itu sudah sesuai dengan keputusan Rapimnas.
"Bisa saja keputusan rapim dikoreksi oleh rapim. Tapi pemilik suara rapim itu 33 DPD provinsi dan Ormas," kata Ketua DPP Golkar Hajriyanto Y Thohari di Jakarta, Kamis (21/11).
Kendati demikian, Wakil Ketua MPR RI itu mengamini ada pihak-pihak yang meminta evaluasi terhadap pencalonan Aburizal. Mereka protes karena elektabilitas Ical --sapaan Aburizal Bakrie-- tidak naik. "Tapi secara institusi itu bukan suara resmi," jelasnya.
Tidak hanya itu, hingga saat ini tidak ada alasan kuat untuk mengevaluasi elektabilitas Ical. Apalagi, permintaan evaluasi itu berbekal hasil survei. "Itu kan hanya menurut lembaga survei. Apakah PG akan meniru partai yang lain yang mengganti ketumnya karena hasil survei," tuturnya.
Usul mengevaluasi Ical selaku kandidat presiden Partai Golkar disuarakan Suhardiman, pendiri Partai Golkar. Ia meminta Ical untuk tidak memaksakan diri maju sebagai capres di Pilpres 2014 mendatang.
"Jika Ical tetap memaksakan diri maju pada Pilpres 2014, sulit untuk menang, hanya akan buang waktu dan uang saja," kata Suhardiman.
Ketua Dewan Penasihat Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia atau Soksi itu mengatakan, Ical lebih baik menjadi figur untuk mempersiapkan tokoh lain menjadi capres.
"Ical jangan jadi king tetapi jadi king maker," ungkapnya seraya mendorong peserta Rapimnas bersikap realistis.
Sekitar 135 DPD II Golkar tingkat Kabupaten/Kota akan menghadiri Rapimnas pada 22-23 November 2013. Ketua Forum Komunikasi DPD II Golkar Muntasir Hamid mengaku, mereka hadir tanpa undangan dari panitia Rapimnas.
"Kami datang ke Rapimnas bukan untuk ditakuti tetapi kami datang dengan memiliki rasa kecintaan terhadap partai," kata Muntasir.
Riuhnya Rapimnas Partai Golkar, menurut Hajriyanto sebagai hal yang biasa. Dinamika Partai Golkar itu berjalan sejak lama. Ia mencontohkan saat Akbar Tandjung menjabat sebagai Ketua Umum Partai hampir setiap saat terdapat isu munaslub (Musyawarah Luar Biasa) Partai Golkar.
"Setiap saat ada isu Munaslub untuk menyingkirkan Akbar. Sampai saya menulis di media massa, partai munaslub," kata Hajriyanto.
Ia menilai, hal itu sebagai akibat tidak adanya tokoh karismatik di tubuh Partai Golkar. Buntutnya, perbedaan pendapat pun mengalir hingga media massa. "Golkar tidak ada tokoh karismatik," imbuhnya.
Rapimnas V Partai Golkar berlangsung di Hotel Luwansa, Jakarta. Rapimnas tersebut akan dihadiri oleh 33 DPD Provinsi sesuai AD/ART partai berlambang pohon beringin itu. "Persiapan Rapimnas sudah matang, besok siap digelar," kata Nurdin Halid, Ketua Steering Committe (SC) Rapimnas Partai Golkar.