TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ratna (33) tak menduga kereta yang ditumpanginya akan mengalami kecelakaan. Ia memang biasa menumpang KRL Commuter Line dari Stasiun Sudimara untuk menuju ke kantornya di daerah Jakarta Pusat.
Pagi tadi seperti biasa Ratna menaiki KRL dan duduk di gerbong wanita. Menurutnya, gerbong wanita pada saat ia tumpangi biasa saja, tidak penuh dan tidak lowong. Ada juga beberapa penumpang yang berdiri.
"Saya belum merasakan apa-apa saat kereta jalan dari Stasiun Sudimara," kata Ratna kepada Wartawan di RS Dr Suyoto, Jakarta Selatan, Senin (9/12/2013).
Ratna mengaku, pada saat kecelakaan terjadi pun tidak terasa benturan hebat. Menurutnya, pada saat KRL menabrak truk tangki yang membawa bahan bakar minyak (BBM) hanya terjadi benturan kecil.
"Saya segera mencari jalan keluar ketika kereta mengalami anjlok. Saya melihat ada cahaya dari kaca jendela, dari situ saya berusaha keluar," tuturnya.
Ratna mengaku keluar dari jendela tersebut dengan usaha seorang diri. Menurutnya, saat itu tidak ada orang atau penumpang lain yang membantunya untuk berusaha keluar dari gerbong wanita.
Ia menjelaskan, pada saat itu akses yang memungkinkan hanyalah jendela, pintu KRL tidak dapat terbuka. Bahkan ada seorang ibu-ibu yang mencoba membuka pintu KRL tersebut namun tidak berhasil.
"Ada ibu-ibu gedor-gedor pintu usaha buat buka, tapi nggak bisa," ucapnya.
Setelah berhasil keluar dari gerbong wanita, Ratna pun dibantu warga untuk diantar ke tempat evakuasi. Ia oleh warga dibawa ke masjid yang jaraknya tak jauh dari lokasi kecelakaan.
"Setelah saya sampai di masjid, terdengar ada suara ledakan yang cukup keras," ujarnya.