News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pengamat: Iklan Politik Pengalih Perhatian Sisi Negatif Tokoh

Penulis: Bahri Kurniawan
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) yang juga calon wakil presiden dari Partai Hanura, Hary Tanoesodibjo (kanan) bersama Ketua Umum yang juga Calon Presiden Hanura, Wiranto (tiga kiri), menghadiri pemberian pinjaman kepada usaha kecil dan menengah di DKI Jakarta, di GOR Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur, Senin (25/11/2013). Pinjaman bergulir selama enam bulan dengan bunga 0 persen ini untuk membantu usaha kecil dan menengah yang kesulitan modal sehingga dapat berkembang. Tahap pertama, pinjaman ini diberikan kepada 250 kelompok yang sudah mengajukan permohonan. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polemik seputar acara kuis interaktif yang bertajuk "Kuis Kebangsaan" semakin seru. Acara kuis yang dituding hasil rekayasa tersebut jelas-jelas sebuah kampanye salah satu pasangan capres-cawapres.

Selama ini, bentuk kampanye terselubung capres-cawapres hanya melalui iklan di televisi. Iklan politik yang selama ini ada hanya memperlihatkan sisi ketokohan saja, tidak menampilkan ide atau gagasan bagi bangsa ini.

Hamdi Muluk, Pengamat Psikologi Politik Universitas Indonesia, mengatakan iklan politik merupakan pengalih perhatian masyarakat dari sisi negatif sang tokoh.

“Energi kreatif dan kemampuan yang dimiliki para bintang iklan politik, akan lebih baik jika diwujudkan dalam bentuk kerja nyata bagi masyarakat,” jelas Hamdi.

Pria asal Sumatera Barat ini menyebut tren blusukan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo yang gencar diwartakan media telah mengubah paradigma berpikir masyarakat.

“Rakyat lebih percaya pada orang yang terlihat kerjanya dibanding yang cuma cari muka di televisi,” papar Hamdi.

“Karakter politisi terbangun melalui pengabdian kepada masyarakat. Sekarang ini karakter dibangun atas dasar marketing,” katanya.

Judhariksawan, Ketua KPI, mengaku telah memanggil dan meminta klarifikasi stasuin televisi yang menayangkan "Kuis Kebangsaan". Ia berpendapat tidak masuk akal jika stasiun televisi menyatakan kuis tersebut adalah iklan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini