TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengusaha gula nasional meminta pemerintah tidak mengeluarkan kebijakan impor gula rafinasi pada tahun ini. Alasannya, stok gula kristal putih hasil petani lokal masih berlimpah yakni mencapai 1,5 juta ton.
Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Indonesia (AGI) Tito Pranolo mengatakan bahwa stok gula lokal sudah cukup banyak. Menurut Tito, stok awal gula tahun ini lebih banyak dari tahun lalu sebanyak 900.000 ton. Oleh karena itu impor gula tidak diperlukan.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prof Dr Suhardi mengatakan bahwa pemerintah harus menghentikan impor gula.
“Stok gula nasional untuk tahun ini sudah cukup untuk kebutuhan nasional. Kita jangan terbiasa melakukan impor, apalagi jika komoditas yang diimpor tersebut sebenarnya tersedia cukup melimpah di tanah air kita sendiri," kata Suhardi dalam siaran persnya, Kamis (23/1/2014).
Suhardi menuturkan, Indonesia sebenarnya memiliki cadangan gula dan sumber gula yang melimpah. Bahkan sumber gula kita sangat variatif seperti gula aren, gula jawa, dan lain sebagainya.
"Oleh karena itu kapasitas gula dalam negeri harus ditingkatkan kapasitasnya, bahkan jika perlu kita ekspor gula ke luar negeri," tuturnya.
Lebih lanjut Suhardi mengatakan bahwa sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam, Indonesia seharusnya bisa memenuhi kebutuhan pangan untuk seluruh rakyat.
"Seharusnya kita menjaga ketahanan dan kemandirian pangan bangsa. Sungguh ironis jika bangsa yang kaya dengan sumber alam ini terus melakukan impor," ujarnya.
Gerindra: Hentikan Impor Gula
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Rachmat Hidayat
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger