TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah sepertinya harus segera mencabut pembebasan bersyarat Schapelle Leigh Corby bila tidak ingin terus dicemooh oleh publik Indonesia yang muak melihat kelakuan narapidana narkoba tersebut setiap kali ada pemberitaan.
Corby diketahui merayakan pembebasan bersyaratnya di resor mewah Seminyak tanpa diketahui darimana uang didapat.
Ia pun berfoto dengan adik prianya, Michael, dengan memegang botol bir. Padahal bagi sebagian besar masyarakat Indonesia bir adalah minuman haram. Belum lagi beredar info bahwa Corby akan mendapatkan honor fantastis dari wawancara eksklusifnya.
Besar kemungkinan wawancara akan berisi pembelaannya. Padahal hingga saat ini Corby masih berstatus narapidana narkoba. Belum lagi Corby akan menceritakan pengalamannya saat bersentuhan dengan aparat penegak hukum dan kondisi LP Kerobokan.
"Bisa saja cerita ini bersifat negatif. Cerita negatiflah yang diharapkan oleh media Australia.Bagi media Australia agar mendapat perhatian penonton dan iklan maka kondisi dan pengalaman buruk Corby selama menjalani persidangan dan hukuman penjara akan dieksploitasi," ujar Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana dalam pernyataannya, Jumat(14/2/2014).
Mengingat berbagai hal tersebut kata Hikmahanto sudah saatnya pemerintah bertanya apakah pemerintah tidak merasa dilecehkan dengan apa yang dilakukan oleh Corby
Lalu kata Hikmahanto apakah tindakan Corby sepadan dengan cemoohan publik terhadap pemerintah ketika Presiden memberikan grasi 5 tahun dan kini Menkum HAM memberi pembebasan bersyarat.
Seharusnya lanjut Hikamahanto pemerintah bertanya, tidakkah bisa Corby berempati pada perasaan pemerintah yang terus menerus mendapat cercaan publik sebagai upaya untuk memberi kebebasan kepada Corby meski terbatas.
"Peribahasa air susu dibalas dengan air tuba sangat tepat menggambarkan bagaimana Corby membalas upaya pemerintah.Pemerintah tentu sewaktu-waktu dapat mencabut pembebasan bersyarat Corby.Menjadi pertanyaan sampai kapan pemerintah harus bersabar menghadapi kelakuan liar Corby,"kata Hikmahanto.
Satu hal yang pasti menurut Hikamahanto kegeraman dan kemarahan publik atas pemberitaan Corby terus menumpuk.
"Publik pun sudah tidak dapat menahan kemarahannya.Kemarahan ini yang ditujukan dan ditimpakan kepada pemerintah seolah pemerintah telah membuat kesalahan fatal dalam memberi pembebasan bersyarat kepada Corby,"ujarnya.