TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terbongkarnya penyadapan yang dilakukan oleh Australia dan Amerika Serikat terhadap pelanggan domestik dua operator terbesar di Indonesia, yakni Telkomsel dan Indosat sangat memprihatinkan.
Telkomsel dan Indosat digunakan oleh mayoritas pengguna selular di Indonesia. Sasaran penyadapan yang diungkap oleh Edward Snowden, meliputi para pejabat dan tokoh serta para tersangka teroris yang sering beraksi di Indonesia. Dari kedua operator tersebut, Intelijen Australia dan Amerika Serikat berhasil membongkar enkripsi sekitar 1,8 juta pelanggan.
Langkah-langkah kongkrit harus dilakukan oleh Pemeritah Indonesia lantaran penyadapan tersebut telah sangat merugikan masyarakat Indonesia. Masyarakat menjadi resah dan takut dalam berkomunikasi. Bahkan muncul ajakan untuk berpindah ke operator lain yang tidak disadap oleh Amerika dan Australia.
Namun menurut Indonesia ICT Forum, tetap tidak ada jaminan jika berpindah, kemudian tidak disadap.
“Pemerintah harus bisa melindungi industri telekomunikasi dalam negeri dengan bersikap tegas terhadap pihak asing yang tidak menunjukan itikad baik untuk bekerjasama,” ujar Teguh, Ketua Dewan Pakar Indonesia ICT Forum (IIF), Kamis (20/2/2014).
Adanya indikasi pihak operator bekerjasama dengan dinas intelijen asing, Indonesia ICT Forum akan membentuk tim independen terdiri para ahli IT dan ahli forensik jaringan.
“Kami ingin mengetahui operator Telkomsel dan Indosat pelaku ataukah korban?,”ujar Teguh.
Dikatakannya, penyadapan yang dilakukan oleh Australia dan Amerika Serikat sama saja dengan merendahkan kedaulatan dan martabat bangsa Indonesia.
“Kami meminta agar Menteri Luar Negeri memanggil duta besar Australia dan Amerika, memprotes keras dan meminta pertanggungjawaban mereka,” ujarnya.