TRIBUNNEWS.COM - Ada yang menarik dalam setiap kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke lokasi bencana.
SBY saat meninjau penanganan pengungsi hampir selalu makan nasi bungkus bersama dengan para korban.
Kebiasaan SBY makan nasi bungkus itu telah dilakukan sejak lama, termasuk saat meninjau langsung penanganan pengungsi erupsi Gunung Merapi, pada tahun 2010 silam.
Terakhir, pada kunjungan di lokasi pengungsian bencana erupsi Gunung Kelud, di Kabupaten Magetan, Kediri, Malang, dan Blitar, Jawa Timur, 16 dan 19 Februari 2014, kemarin, SBY juga melakukan hal serupa.
Tradisi makan nasi bungkus bersama korban pengungsi juga dijadikan momen bagi SBY untuk menampung aspirasi para pengungsi. Bersama rombongan, SBY menyantap nasi bungkus sembari berdialog dengan para pengungsi.
Di posko pengungsian Gunung Kelud, Bale Pamitraan, Desa Segaran, Kecamatan Wates, Kediri, SBY memberikan arahan kepada pihak penanggung jawab penanganan pengungsi.
“Dalam melakukan evakuasi tetap memperhatikan keselamatan,” tegas SBY.
Untuk para korban, SBY menegaskan agar mematuhi peringatan dari aparat terkait tanpa terkecuali.
“Jangan dulu kembali ke rumah sebelum situasi aman,” ujar SBY kepada para pengungsi.
SBY menegaskan, pemerintah pusat dan daerah akan memberikan bantuan untuk perbaikan rumah, lahan pertanian, peternakan, dan fasilitas umum yang rusak akibat letusan Gunung Kelud.
Selain itu, SBY juga menegaskan, agar kegiatan pendidikan diperhatikan, dan para siswa diberikan bantuan.
Terkait kunjungan presiden ke lokasi dan kantung-kantung pengungsian letusan gunung api, Sinabung di Karo, Sumatera Utara, dan Gunung Kelud, ada yang menilai tindakan tersebut adalah bentuk upaya SBY untuk dekat dengan rakyat menjelang kekuasaannya berakhir sebagai presiden.
Namun ada juga beberapa kalangan yang menilai bahwa apa yang dilakukan SBY hanyalah bentuk pencitraan untuk mendongkrak popularitas pribadi SBY dan Partai Demokrat.