Laporan Wartawan Tribunnews.com, Agung BS
TRIBUNNEWS.COM - Banjir kritik terhadap Presiden Direktur Viva.co.id Anindra Ardiansyah Bakrie atau biasa disapa Ardi Bakrie, akibat mengintervensi redaksi viva.co.id yang memuat iklan "Coblos Jokowi No 4", harusnya jadi pelajaran berharga bagi pemilik media seperti grup MNCTV dan MetroTV (Media Group).
Sebab ketiga media ini pemiliknya sama-sama terjun ke dunia politik praktis dan disinyalir sama- sama telah mengintervensi kebijakan pemberitaan redaksi.
Karena itu, agar kasus di situs berita Viva.co.id tidak terulang pada media lain, maka pemilik media harusnya dari sekarang stop segala bentuk invervensi terhadap pemberitaan di dapur media.
"Dewan Pers harus segera memanggil Ardi Bakrie dan pemilik media lain yang sering mengintervensi redaksi, seperti MNC Group," tegas Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, Umar Idris, kepada Tribunnews.com, Selasa (8/4/2014).
Umar menekankan, segala bentuk intervensi di dapur redaksi melanggar aturan Pedoman Perusahaan Pers. "Pemilik juga tak boleh mengintervensi yang bertentangan dengan kode etik jurnalistik," tuturnya.
Umar menggarisbawahi, kebijakan redaksi tak bisa diintervensi karena ranah media adalah milik publik, untuk kemaslahatan banyak orang, bukan untuk kepentingan pemilik media. "Jadi loyalitas seorang jurnalis itu pada profesi dan pada kode etik jurnalistik," tegasnya.
Berikut ini kopi surat Presiden Direktur Viva.co.id Anindra Ardiansyah Bakrie seperti dilansir Kompasiana.com yang menuai banyak kritikan tersebut:
"Para Direksi, khususnya Pemred,
Saya yakin banget di tmpat kita telah disusupi orang yang hatinya tidak satu arah dengan perusahaan yang pernah saya sampaikan.
Kalau keyakinan saya salah mengenai penyusupan, tandanya pada bodoh saja semua yang kerja disitu kalau tidak melihat kesalahan ini.
Baru saja saya lihat, mungkin selama satu jam, di tempat paling sakral kita, yaitu di bagian foto yang selalu berganti-ganti, ada gambar Jokowi coblos no. 4.
Persis sekali seperti iklannya yang ditaruh di sebelah kanan yang memang bagian advertising. Ide siapa sih ?? Bodoh sekali!!! Pura-pura ngga ngerti, sengaja, apa emang dibayar sm partai lain untuk melakukan itu di tempat yang paling sakral itu??
Kalau mengenai iklan PDIP yang ada di sebelah kanan itu, saya bisa sedikit mengerti karena maksudnya berjualan di tmpat jualan, bukan di bagian redaksional. Walaupun saya juga tidak suka dan tolong utk diganti sekarang. Materi akan saya attachkan pada email ini dan berikutnya untuk dipasangkan berganti gantian disitu. Thx.