TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyelenggaraan ujian nasional (UN) sekolah menengah pertama (SMP) pada hari pertama diwarnai dengan bocornya soal ujian yang berimbas pada beredarnya kunci jawaban. Padahal soal ujian dibuat bermacam-macam yakni 20 jenis soal.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan, Musliar Kasim mengatakan, tidak lah mungkin bocornya soal ujian yang membut beredarnya kunci jawaban dilakukan oleh percetakan soal yang memenangi tender. Menurutnya, sangat berisiko jika percetakan soal berani membocorkan soal UN.
"Buat apa tujuan dia (percetakan) membocorkan (soal UN)? Dia (percetakan) makannya dari situ (mencetak soal). Kalau dia bocorkan akan kena blacklist dan tidak bisa ikut selmanya," kata Musliar saat ditemui Tribunnews.com diruangannya, di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Selasa (6/5/2014).
Musliar menuturkan, ada lima percetakan yang memenangi tender mencetak soal UN. Kelima perusahaan itu adalah PT Temprina Media Grafika, PT Karya Kita, PT Mascom, PT Balebat dan PT Jaswindo Tiga Perkasa.
Lebih jauh, Musliar mengatakan, sangat besar risiko percetakan soal UN untuk mengadaikan membocorkan soal ujian tersebut. Menurut dia, pihaknya telah melakukan komitmen dalam sebuah kontrak sebagaimana seharusnya melaksanakan kesepakatan kerja, seperti masa tenggang penyelesaian dan menghindari adanya penyimpangan.
"Rasanyaa (percetakan) menyelewengkan (soal) tidak mungkin. Saya percaya itu tak akan terjadi," ucapnya.