Untuk mencegah pilpres curang, relawan mengampanyekan aksi "Saksikan, Awasi, Rekam, dan Menangkan!"
Jakarta - Para relawan pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla sangat meyakini jika capres-cawapres nomor urut 2 itu mampu memenangi pemilu presiden 9 Juli mendatang. Bagi para relawan, hanya kecuranganlah yang akan mengalahkan Jokowi-JK.
Untuk mencegah kecurangan yang bisa menggerus suara Jokowi, para relawan pun mengeluarkan seruan terbuka untuk secara bersama-sama mengawasi pilpres agar bisa berlangsung secara, jujur, adil dan terbuka. Seruan itu mereka keluarkan melalui berbagai sarana, seperti poster, broadcast di sosial media, dan lain-lain.
Menurut Sinnal Bleggur, Koordinator Rapat Akbar Nasional Relawan untuk Kemenangan Jokowi-JK, para relawan menargetkan kemenangan 60 persen bagi Jokowi-JK pada pilpres 9 Juli nanti. Meskipun tidak gampang, para relawan bertekad bulat untuk mengamankan pilpres dari segala bentuk kecurangan. "Kami akan mengerahkan tenaga relawan sekurangnya lima orang di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang ada di seluruh Indonesia, pada pilpres 9 Juli nanti," terang Sinnal.
Tugas lain yang diemban para relawan, lanjut Sinnal, adalah terus-menerus menyosialisasikan berbagai bentuk kecurangan yang akhir-akhir ini mulai marak terjadi kepada masyarakat luas, serta bekerja sama dengan berbagai pihak yang memiliki otoritas seperti Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam), maupun Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK). "Secara aktif relawan juga bisa mengajak masyarakat untuk menjadi pengawas di TPS-nya masing-masing dengan mengawal rekapitulasi suara di TPS hingga ke kelurahan." katanya.
Yang juga tak kalah penting, relawan Jokowi-JK juga harus membekali diri dengan smartphone untuk merekam segala aktivitas di TPS saat pencoblosan berlangsung. Gerakan ini pun populer dikenal sebagai aksi "Saksikan, Awasi, Rekam, dan Menangkan!"
Secara teknis, berikut adalah langkahnya:
Pertama, Jangan lupa siapkan memory card SD berkapasitas besar.
Kedua, Siapkan kamera video/camcoder.
Ketiga, Pada penghitungan kertas suara, abadikan dengan video. Jangan lupa aktifkan fitur tanggal dan jam.
Keempat, Usahakan agar dokumentasi ini berupa video, bukan foto. Tujuannya agar tidak bisa dimanipulasi.
Kelima, Unggah/upload video tersebut ke situs Youtube.com, dengan menyertakan nama saksi dan identitas sesuai nomor TPS. Video dapat diubah dalam format 3GP untuk memperkecil ukuran file saat diunggah.
Keenam, Jika ada TPS yang menolak untuk didokumentasikan, segera laporkan kepada pihak yang terkait. (skj) (Advertorial)