TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru bicara koalisi merah putih, Bara Hasibuan menegaskan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa jika diberikan mandat untuk memimpin pemerintahan tidak akan terapkan rezim otoriter. Menurutnya, rezim otoriter tidak mungkin diterapkan di Indonesia.
"Sistem politik kita sudah berubah. Dalam UUD 1945 sangat demokratis yang menjamin kebebasan berbicara dan juga kebebasan pers. Siapapun yang jadi presiden tidak akan bersikap otoriter," kata Bara kepada wartawan di Rumah Polonia, Jakarta Timur, Jumat (4/7/2014).
Politisi Partai Amanat Nasional itu menuturkan, demokrasi telah menjadi jalan hidup masyarakat Indonesia yang tidak memungkinkan kembalinya rezim orde baru. Menurutnya, saat ini masyarakat memiliki kebebasan berbicara dan berkumpul yang terus terjaga.
"Rakyat sudah tidak mau kita kembali ke masa orde baru. Siapapun yang mau kembalikan ke 32 tahun lalu akan berhadapan dengan rakyat," tuturnya.
Bara mengatakan, tidaklah fair jika Prabowo-Hatta menang akan dikaitkan kembali ke rezim otoriter. Menurutnya, meski calon presiden Prabowo Subianto berlatarbelakang militer, tidak akan mengembalikan ke rezim otoriter.
"Sistem politik kita tidak memungkinkan kembali ke otoriter. Kami berjuang daalama prosedur demokrasi," katanya. (Advertorial)