TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Lingkaran Survei Indonesia, Denny JA mengaku rela membantu Anas di Kongres Partai Demokrat di Bandung Tahun 2010 dengan cuma-cuma saat itu. Sebab membantu Anas, menurutnya sama saja mendongkrak karir dan lembaganya.
Apalagi, kata Denny, ketika itu yang dilawannya adalah seorang Presiden.
"Karena memenangkan Anas yang bertarung dengan orang yang katanya itu didukung presiden, tentu membuat reputasi. Membantu wong cilik itu sangat reputasi buat saya," kata Denny saat bersaksi untuk terdakwa Anas Urbaningrum di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (17/8/2014).
Presiden dimaksud adalah Susilo Bambang Yudhoyono. Karena itu, baginya tak masalah mengeluarkan kocek dana sendiri sekitar Rp 500 juta, untuk melakukan survei ketika kongres Demokrat di Bandung saat itu.
"Itu untuk reputasi saya, agar terus hidup (lembaga). Merupakan sebuah reputasi jika memenangkan Anas. Kan terbentuk image (citra) Denny JA dan LSI telah memenangkan Anas melawan Presiden," tegas Denny kepada majelis hakim.
Selain sisi reputasi, diakuinya, sektor marketing secara eksplisit memang menyertai. Pasalnya, jika Anas yang dinilainya dari kalangan kecil bisa menang, LSI akan 'laku' didatangi para calon kepala daerah yang berencana maju.
"Kan banyak nanti gubernur-gubernur datang untuk minta disurvei untuk pencalonan. Sebab Anas saja bisa menang melawan Andi Mallarangeng didukung Cikeas," kata Denny.
Meski begitu, Denny mengklaim tetap mengedepankan etika lembaga survei. Menurutnya, walaupun semua itu untuk reputasi, LSI tetap melakukan survei dengan cara yang profesional.
"Itulah makanya LSI profesional Pak, seperti saat melakukan survei Pilpres kemarin," katanya.