JAKARTA, TRIBUNNEWS.COM - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) akan mengadakan pertemuan khusus dan membicarakan subsidi BBM, Rabu (27/8/2014).
Jika terjadi kesepakatan, menurut Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat, maka SBY dan Jokowi akan bekerjasama menetapkan kenaikan harga BBM bersubsidi bersama-sama.
"Ini untuk kepentingan nasional, maka mereka akan bekerjasama untuk menetapkan kebijakan itu (kenaikan harga BBM), kapan, bagaimana, skemnya seperti apa. Mereka besama-sama join statement untuk saling mendukung ini untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi nasional," ujar MS Hidayat di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (26/8/2014).
Dia menjelaskan, hanya dengan statement bersama itulah maka rakyat akan menerima keputusan krusial tersebut.
Pasalnya kata Hidayat, sudah sangat jelas bahwa kenaikan harga BBM akan menjadi pro dan kontra dimasyarakat.
"Itu yang nanti pasti akan pro kontra dalam jangka menengah, dan dalam jangka panjang akan sangat menyehatkan ekonomi nasional," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, presiden terpilih Joko Widodo tengah mengkaji rencana pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM).
Dua alternatif waktu kenaikan harga BBM sedang digodok, dalam satu deret pilihan bersama skenario besaran kenaikan harga BBM untuk mengurangi beban subsidi energi, dan soal waktu yang tepat untuk menaikkan harga BBM bersubsidi.
Alternatif pertama soal waktu untuk menaikkan harga BBM bersubsidi, sebut Jokowi, adalah satu penggal waktu pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan dilanjutkan pada periode pemerintahan Jokowi.
Adapun alternatif kedua, harga bensin naik setelah Jokowi dilantik menjadi presiden.