TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon mengaku telah menelepon presiden terpilih Joko Widodo untuk bekerja sama dengan organisasi internasional itu.
"Saya meyakinkan Joko Widodo akan dukungan penuh PBB dan kami sepakat untuk bekerja sama menghadapi tantangan-tantangan di dunia ini," kata Ban Ki-moon dalam jumpa pers Forum Global ke-6 Aliansi Peradaban Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNOAC) yang didampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perwakilan Tinggi UNOAC Nassir Abdulaziz Al-Naseer di Nusa Dua Bali, Jumat.
Ia juga menyatakan optimistis bahwa kerja sama Indonesia dengan PBB akan semakin mendalam sehingga dapat merealisasikan visi bersama untuk dunia yang lebih baik.
"Saya mengucapkan selamat kepada bangsa Indonesia atas terselenggaranya pemilihan umum. Pemilu itu berjalan damai dan demokratis dengan para peserta pemilu yang menghormati hasilnya," ujar Sekjen PBB.
Indonesia, menurut mantan Menteri Luar Negeri Korea Selatan itu, merupakan salah satu negara demokrasi terbesar di dunia dan telah memberi contoh tentang budaya demokrasi yang hidup.
Selain mengajak Joko Widodo sebagai presiden terpilih untuk bekerja sama dengan PBB, Ban Ki-moon optimistis pula bahwa Presiden Yudhoyono akan terus bekerja untuk kemanusiaan.
"Saya yakin Presiden Yudhoyono akan bekerja lebih dekat demi kemanusiaan bahkan setelah kepergiannya dari kantor kepresidenan untuk bekerja pada PBB dan kemanusiaan," katanya seperti dikutip Antara.
Dalam sambutan pembukaan Forum Global ke-6 UNAOC, Ban Ki-moon menyampaikan semboyan "Bhineka Tungal Ika" yang dimiliki bangsa Indonesia bukan sekadar slogan.
"Semboyan itu merupakan gaya hidup yang berarti penting untuk menciptakan perdamaian," ujarnya.
Aliansi Peradaban PBB dibentuk oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada 14 Juli 2005. Aliansi itu bertujuan menjembatani jurang antara Islam dan Barat serta membangun kemauan politik dan aksi bersama untuk menghadapi prasangka, mispersepsi, dan menolak ekstremisme dalam masyarakat.
Aliansi Peradaban PBB itu memiliki empat pilar tindakan, yaitu pendidikan, kepemudaan, media, dan migrasi.