News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kabinet Jokowi

Koordinator FITRA: Kabinet Jokowi-JK Terkesan Transaksional

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Koordinator Advokasi dan Investigasi Fitra, Uchok Sky Khadafi, aktivis Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil (ASSPUK), Ramadhani Ati, aktivis Lembaga Studi Pers dan Pembangunan (LSPP), Nadjib Abu Yasser (kiri ke kanan), saat menjadi nara sumber tentang kebijakan keamanan bandara, di Jakarta Pusat, Minggu (4/12/2011). Menurut mereka, kebijakan Kementerian Perhubungan memberikan pemeriksaan keamanan terhadap semua kargo baik domestik maupun internasional ke swasta menandakan pemerintah melepas tanggungjawab dalam perlindungan keamanan dan merugikan masyarakat. (tribunnews/herudin)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Achmad Rafiq

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang berlandaskan Trisakti diragukan. Kabinet Jokowi-JK memunculkan aroma transaksional yang salah satu indikatornya adalah alokasi jabatan kepada partai politik atau profesional.

"Selain itu adanya orang yang dekat dengan Jokowi mayoritas memiliki integritas jelek," ujar Koordinator Investigasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), Uchok Sky Khadafi dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (28/9/2014).

Menurutnya, Kabinet Jokowi-JK tak mungkin menerapkan program Trisakti yang selama ini didengungkannya selama Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2014. Ia memprediksi kabinet mendatang lebih mementingkan kelompok dan kepentingannya sendiri.

Uchok mengaku khawatir jika penempatan orang-orang yang tidak tepat di Kementerian Keuangan. Karena selama ini selalu ditempatkan orang-orang yang proinvestor. "Kalau dia proinvestor, hanya melayani orang berduit dan akan melupakan orang miskin," imbuhnya.

Ia mengimbau Jokowi-JK perlu membentuk Dewan Ekonomi Nasional untuk keseimbangan. Dewan Ekonomi Nasional berfungsi sebagai lembaga yang memperhatikan kepentingan ekonomi rakyat. "Jangan sampai ekonom hanya proinvestor, tanpa memperhatikan ekonomi kerakyatan," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini