News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Anggota DPR Baru

Adian Napitupulu Kenakan Jas Bekas di Pelantikan Anggota DPR

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota DPR terpilih dari PDI Perjuangan, Adian Napitupulu, seusai menghadiri acara geladi bersih pelantikan anggota DPR di Gedung MPR/DPR/DPD, Selasa (30/9/2014). (Kompas.com/Indra Akuntono)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakaian bekas dengan harga relatif lebih murah menjadi pilihan politisi PDI Perjuangan Adian Yunus Yusak Napitupulu untuk menghadiri pelantikan anggota DPR RI periode 20014-2019 pada 1 Oktober nanti.

"Pakaian tak berhubungan dengan kebijakan, pikiran, dan kemampuan kita. Harga kita ada pada apa yang telah dilakukan, bukan dari pakaian," ujar Adian usai geladi bersih pelantikan anggota DPR di Senayan, Jakarta, Selasa (30/9/2014).

Menurutnya, sebagus apapun pakaian yang dikenakan tak menjamin kinerja dan idealisme anggota Dewan tersebut.

Seperti apa pakaian yang Adian nanti? Menurutnya celana yang dipakai baru dijahit beberapa waktu lalu hanya harga Rp 180 ribu. Untuk pakaian atasan, ia telah beli kemeja putih di Jatinegara seharga Rp 25 ribu.

Dasi yang dikenakan Adrian dibelinya di ITC Ambassador seharga Rp 25 ribu, dan jas dibelinya di toko pakaian impor bekas di kawasan Gedebage, Bandung. Harga jas itu hanya Rp 40 ribu.

"Sepatu saya beli Rp 450 ribu, itu juga barang discount 40 persen," ujar salah satu pendiri kelompok mahasiswa Forum Kota (Forkot) itu.

Siang tadi, Adian juga mengenakan pakaian yang relatif jauh berbeda dengan anggota DPR terpilih lainnya. Ia percaya diri mengenakan flanel motif kotak-kotak. Kalung etnik tetap melingkar di lehernya dan kacamata mencangkung di kepalanya.

Ia mengaku ingin duduk di Komisi III, Komisi VII, atau Komisi IX DPR. Alasannya Komisi III sesuai latar belakang pendidikan hukumnya, Komisi VII karena memiliki pengalaman bekerja di tambang selama empat tahun, dan meKomisi IX karena tertarik perburuhan.

"Alasannya sederhana saja, di luar komisi itu saya tidak menguasai. Tapi belum tahu nanti partai yang akan menentukan," paparnya Adian. (Kompas.com/Indra Akuntono)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini