Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerhati masalah politik, Fadjroel Rahman, mengatakan dikuasainya parlemen oleh Koalisi Merah Putih (KMP) jangan membuat kita terjebak dengan dugaan akan adanya penjegalan terhadap pelantikan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai Presiden dan wakil presiden RI pada 20 Oktober 2014 nanti.
Menurut Fadjroel penjegalan Jokowi-JK merupakan sebuah ilusi dari pihak KMP.
“Dengan dikuasainya DPR/MPR oleh koalisi merah putih kemudian ada niatan untuk menjegal pelantikan Jokowi-JK merupakan sebuah ilusi dari Prabowo dan kawan-kawan,” ujar Fadjroel dalam diskusi bertajuk Perkembangan Politik Terkini dan Implikasinya Terhadap Perekonomian di Jalan Proklamasi Nomor 53 Jakarta, Rabu (8/10/2014)
Menurut Fadjroel tidak ada cara dan dasar hukum yang dapat membatalkan pelantikan pasangan presiden dan wakil presiden yang diusung oleh empat partai tersebut.
Apabila MPR dan DPR dari partai Koalisi Merah Putih enggan menghadiri pelantikan maka Jokowi-JK dapat menjadi presiden di depan pimpinan MPR dan MA.
“Tidak ada aturan yang menyebutkan pelantikan presiden dan wakil presiden nanti anggota DPR/MPR mesti kuorum. Apabila DPR atau MPR dari Koalisi merah putih enggan. Secara konstitusi pelantikan Jokowi-JK cukup dilakukan di depan pimpinan MPR dan Mahkamah Agung,” ujar Fadjroel.
Fadjroel yakin Koalisi Merah Putih hanya berdasarkan alasan tidak suka apabila ada niatan melakukan penjegalan pelantikan Jokowi-JK.
”Apabila benar terjadi, nanti di Indonesia ada presiden yang tidak jadi dilantik karena alasan tidak suka,” ujar Fadjroel.