Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat Patutie
TRIBUNNEWS.COM "Ini kegembiraan politik. Saya akan datang tapi pesan saya, tolong dijaga semua keamanan dan kebersihan sampah, persatuannya harus dikuatkan" begitu ujaran Presiden Joko Widodo saat pertama kali disampaikan perihal ide syukuran rakyat atas pelantikannya oleh musisi Abdee Negara, disesuatu tempat, sekitar tiga pekan lalu.
Kata-kata yang diulangi oleh Abdee Negara setelah sukses berperan sebagai Ketua Panitia Nasional pada acara Syukuran Rakyat kepada Tribunnews.com, saat ditemui di Plaza Indonesia, Selasa, (21/10/2014) sore.
Syukuran rakyat berjalan sukses tanpa kendala. Berbagai seni pertunjukan budaya, hingga Jokowi-JK tampil berdiri saat diantar dari di atas kereta kuda di tengah-tengah tumpa ruah lautan manusia. Namun seperti apa cerita dibalik proses tebentuknya acara syukuran rakyat.
Abdee meceritakan, bahwa proses terbentuknya kegiatan syukuran rakyat berawal dari kumpulan orang-orang yang mempunyai kesamaan pemikiran dan ide tentang perayaan dilantiknya Jokowi-JK sebagai presiden dan wakil presiden ke-7 RI, pada tanggal 20 Oktober.
"Proses (terbentuk syukuran rakyat), ini sebenarnya semua orang punya pemikiran yang sama, bahwa tanggal 20 Oktober ingin ada sesuatu perayaan syukuran. Kenapa kami namakan syukuran rakyat ini karena setiap ketemu dengan komunitas-komunitas relawan selalu (mereka) ngomong kita bikin syukuran yuk, kita bikin sesuatu yuk ini harus dirayakan, harus di syukuri ni. Apa itu komunitas atau dari individu-individu yang saya ketemu semua ngomongnya sama. Dari situ langsung kepikiran, yaudah kita bikin aja kan," katanya.
Saat itu pun Dia langsung menemui Jokowi di sebuah acara, pada awal-awal bulan bulan Oktober," Pak, Jokowi, teman-teman mau bikin acara syukuran rakyat, Saya minta pak Jokowi untuk datang berpidato ," kata Abdee kepada Jokowi saat itu. "Makanya kami bikin ide syukuran rakyat salam 3 jari," lanjutnya.
Abdee mengakui bahwa Dia lah orang yang pertama kali melemparkan ide tersebut. Ide itu dia peroleh dari orang-orang yang mempunyai keinginan yang sama. Pun demikian, ketika dia menceritakan kepada orang yang ditemuinya semuanya langsung menyatakan setuju
"Ide itu sebenarnya memang saya yang melempar ide itu ke mana-mana, tetapi ide itu saya tangkap dari banyak orang dari semua yang mempunyai keinginan yang sama. Saya enggak mau mengaku kalau itu ide saya, karena saya rasa semua orang punya ide yang sama. Saya hanya mempertegas ide itu. Begitu saya lempar ide itu semua mempunyai pemikiran yang sama.
"Saya cerita ide itu ke teman-teman yang lain, semunya itu setuju," ungkapnya.
Dia menjelaskan bahwa tidak ada penunjukan langsung secara formal perihal siapa-siapa posisi yang memegang jabatan kepengurusan syukuran rakyat."Enggak ada penunjukan. Inikan yang bikin relawan, kesepakatan teman-teman relawan waktu kumpul, yaudah mas Abdee saja yang atur semuanya ya. Dan Saya diminta jadi ketua umumnya untuk semua. Saya terima saja," tuturnya.
Dia menuturkan, awalnya, acara syukuran itu akan digelar secara terpisah-pisah oleh para relawan, seperti kegiatan diskusi, kegiatan doa dan dzikir. Sementara Dia hanya menfokuskan pada kegiatan konser. Namun seluruh kegiatan dijadikan menjadi satu runwodn acara."Tadinya kegiatan syukuran rakyat ini tadinya terpisah-pisah, ada kegiatan diskusi, ada kegiatan doa dan dzikir, akhirnya dijadikan satu dalam rangka syukuran rakyat," imbuhnya.
"Tadinya saya hanya untuk mengerjakan, hari H (konser). Jadi sebelumnya sudah diskusi dengan teman-teman relawan-relawan lain. Saya diskusi dengan teman-teman relawan kelompok 7, bagi tugas mereka, kemudian relawan yang di GBK kemarin (konser salam dua jari) mendapat tugas untuk mengerjakan hari H itu pawai sampai konser," ujarnya.
Seusai melakukan pembicaraan dengan Jokowi, Dia menjelaskan, bahwa mereka langsung mengadakan rapat untuk pertama kali di Rumah Kebangsaan, yang terletak di daerah, Patimura, Jakarta Selatan. Rapat perdana itu untuk membahas tentang masalah teknis rencana untuk perayaan konser syukuran rakyat salam tiga jari.
Dalam rapat itu, dihadiri oleh tim panitia konser salam dua Jari GBK, di antaranya tak lain adalah Olga Lidya, Triawan Mudaf, Vivi Adianto, Tante Riastuti, Andre Sumual, Adit Wijaya, Safik Pontoh, dan beberapa rekannya para artis dan seniman.
"Setelah saya ketemu pak Jokowi kami rapat pertama kali secara paralel bikin di Rumah Kebangsaan, di daerah Patimura saya pinjam tempat di situ. Pertama kali itu dengan tim GBK panitia salam dua jari. Yang di GBK itu ada Olga Lidya, Triawan mudaf, vivi adianto, tante riastuti, Andre Sumual, adit wijaya, Safik Pontoh, dan ada beberapa lagi saya aja khusus untuk berbicara masalah teknis rencana untuk perayaan konser syukuran rakyat salam tiga jari," jelasnya.
Abdee mengimbuhkan, bahwa saat itu pihaknya belum bersama para relawan lainnya seperti Jay Wijayanto dan Nik.
"Saat itu (Jay Wijayanto) belum ada. Secara terpisah mereka juga sudah ada gagasan untuk bikin pawai kirab budaya, jadi kami di RK meteeng soal hari H di Monas, mas Jay dan teman-teman di monas mungkin lagi mikirin soal pawainya," terangya.
Berselang sekitar tiga hari setelah rapat di Rumah Kebangsaan, dia mendapat telepon dari Najwa Shihab, Wakil Pemimpin Redaksi salah satu stasiun televisi swasta Indonesia, Metro TV. Mereka pun melakukan pertemuan di sesuatu tempat mebahas kerja sama dengan stasiun televisi tersebut.
"Saya ditelepon Najwa Sihab, 'Mas Abdee, saya ketemu pak Jokowi, katanya mas Abdee mau membuat sesuatu di tanggal 20 Oktober. Mungkin kami bisa sinergi, kolabirasi', Ayo mba bertemu ngobrol-ngobrol," kata Abdee meniru percakapan antara Najwa dan dirinya kala itu.
"Terus saya ketemu sama Najwa Sihab untuk ngomongin soal kerja sama dengan Metro TV. Metro TV yang menyelenggarakan produksinya, tv full. Jadi TV lain bisa ikutan. Setelah itu saya kontak tv lain" lanjutnya.
"Setelah itu saya ketemu relawan lain. Saya ketemu relawan kelompok 7 yang juga punya gagasan yang sama. Mereka juga ternyata sudah ada pembicaraan juga dengan metrotv. Ya sudah kita sinergikan semuanya," terangnya.
Diceritakan, semuanya bergulir selicin salju, bahwa makin banyak relawan yang gabung, makin banyak komunitas-komunitas yang ikut. Telah tercatat ada sebanyak 115 kelompok relawan yang mau bergerak secara sukarela, yang mempunyai semangat yang sama mensyukuri pelantikan Jokowi-JK sebagai kemenangan rakyat.
"Setelah itu ketemu mas Jay Wijayanto dan yang lain-lain. Setelah ketemu mas Jay, mas Nik, setelah ketemu ngobrol mereka juga ingin bikin kirab budaya. Dari situ berawal sinerginya semakin luas. Karena semakin luas, dibutuhkan tempat yang besar. Akhirnya kami memutuskan basecamp untuk kerja ada dua di RK dan di kantor di daerah Matraman. Ada kantor ruang kecil untuk kegiatan sosial kita," katanya.
"Karena organisasi makin besar, akhirnya kami memutuskan, kita pinjam rumah Cemara 19, karena tempat yang strategis untuk ke Monas dan HI. Di Cemara kami pinjam tempat saja," jelasnya.
Beberapa hari menjalang pelantikan, para relawan pun kerap melakukan pertemuan di Rumah Cemara yang terletak di Menteng, Jakarta Pusat itu. Tak jarang mereka berkumpul, rapat, berkoordinasi hingga waktu dini hari.
Abdde menyatakan bahwa kedepan para rencana tetap siap mengawal jokowi-JK memimpin bangsa ini. Sejak kampanye pilpres 2014 lalu, pihaknya sudah memutuskan turun mendukung Jokowi-JK sebagai presiden dan wakil presiden. Mereka percaya pasangan itu mampu membawa perubahan untuk Indonesia.
Abdee beralasan, sejak awal pihanya telah melihat hingga menilai tackrecord Jokowi-JK. Terutama ketika Jokowi saat menjadi Gubernur DKI yang terbukti sebagai pemimpin yang sangat dekat dan peduli dengan rakyatnya.
"itu kami anggap hal yang luar biasa," katanya.
Menurutnya, suatu permaslahan di Indonesia itu kami tidak punya pemimpin yang benar-benar bekerja untuk rakyat, yang bisa menyatukan harapan dan impian rakyat.
"Saya melihat itu ada pada diri pak Jokowi. Itu yang mungkin dilihat semua orang juga. Semua orang mendukung dia ada harapan itu tadi." Katanya.
Selain itu, dia menyebutkan, pihaknya akan selalu memberikan masukan maupun kritikan bila kebijakan yang dikeluarkan Jokowi-JK tidak pro terhadap rakyat. Hal itu karena rakyat sudah mendegar janji-janji mereka.
Namun, bilamana Jokowi-JK tidak bekerja seperti apa yang rakyat harapkan, misalnya terlibat dan terbukti kasus tindak pidana korupsi, pihaknya akan mengkritik bahkan akan turun langsung menyampaikan aspirasi rakyat ke jalan."Kalau ada yang menyimpang, kita kritik lewat lagu-lagu, kalau memang parah kita langsung turun ke jalan," tandasnya.
Namun, Dia percaya dan merasa yakin pasangan tersebut akan bekerja sebaik- baiknya."Saya pribadi sih yakin, kami tidak akan sampai ke sana, karena saya percaya dengan dukungan perhatian orang jalannya pemerintahan dan politik di Indonesia, saya rasa pasti akan bekerja dengan baik. Apalgi di bawah kepemimpinan Jokowi-JK," katanya.
Dia juga menyebutkan, bahwa seluruh pembiayaan operasional kegiatan adalah sukarela dan sumbangan para relawan.