TRIBUNNEWS.COM,JEMBER - Muhaimin Iskandar menyambut baik komunikasi yang digagas oleh Ketua DPR RI Setya Novanto terkait dualisme parlemen di senayan.
Cak Imin mengatakan, proses rekonsiliasi antara kedua belah pihak bisa terjadi.
"Karenanya saya menyambut baik yang dilakukan Pak Setya Novanto yang membuka komunikasi, ketika komunikasi terbuka bisa terjadi titik temu. Kalau terus menerus begini ya tetap akan ada dualisme seperti sekarang," ujar Ketua DPP PKB tersebut usai mengikuti acara doa bersama anak yatim piatu di Ponpes An-Nuriyah Desa Kaliwining Kecamatan Rambipuji, Senin (3/11/2014).
Muhaimin menyayangkan fenomena politik di DPR RI yang terjadi saat ini.
Ia mengajak semua pihak menyudahi konflik tersebut dengan kembali ke demokrasi Pancasila.
Menurutnya, persoalan itu tidak akan selesai kalau satu pihak menang-menangan dan semuanya diselesaikan melalui voting.
"Saya prihatin dengan kondisi perpolitikan saat ini. Karena politik pada dasarnya musyawarah, tidak menang-menangan, tidak semuanya dibabat habis. Mari kembali ke demokrasi Pancasila," lanjut Cak Imin.
Ia menyarankan semua pihak duduk bersama untuk bernegosiasi agar tidak terjadi kebuntuan (deadlock) komunikasi politik.
"Kalau deadlock yang malu juga perpolitikan nasional, demokrasi kita jadi mundur," tegasnya.
Karena tidak ada bagi-bagi porsi di kursi pimpinan DPR RI dan sejumlah alat kelengkapan dewan, angggota DPR dari KIH membentuk DPR tandingan.
DPR tandingan itu merupakan kritik terhadap langkah politik yang ditempuh oleh Koalisi Merah Putih yang membabat habis seluruh kursi pimpinan. uni