TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat intelijen, Susaningtyas NH Kertopati mengatakan, Badan Intelijen Negara (BIN) merupakan ranah sipil, namun mereka yang menjabat Kepala BIN tetap harus memahami kinerja TNI Polri untuk juga memahami eskalasi ancaman negara.
Menurutnya, baik dari profesional atau parpol yang memiliki pengetahuan intelijen mumpuni juga baik menjabat sebagai Kepala BIN.
"Tapi menurut saya lebih baik (Kepala BIN) yang berlatar belakang militer," kata Susaningtyas saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Rabu (5/11/2014).
Wanita yang akrab disapa Nuning itu menuturkan, Kepala BIN sebaiknya jangan orang yang mulutnya 'ember' yang tidak dapat menjaga tutur kata. Menurutnya, Kepala BIN hendaknya orang yang memiliki kepiawaian diplomasi maupun kelola data.
"Kepala BIN juga jangan subyektif orientasinya, apalagi cenderung mencari untung untuk dirinya sendiri dengan menjatuhkan orang lain," tuturnya.
Mantan Anggota Komisi I DPR RI periode 2009-2014 itu mengatakan, Kepala BIN bukan hanya harus memiliki pengetahuan yang mumpuni dalam giat intelijen.
"Sesuai dengan kata intelligence yang berarti kecerdasan maka Kepala BIN harus cerdas dan punya integritas," katanya.