Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru bicara Tim Enam Gerakan Regenerasi Kepemimpinan Partai Golkar Agun Gunandjar menyebut, banyak kader Partai Golkar hengkang karena Musyawarah Nasional IX Golkar tak berjalan demokratis. Ia khawatir semakin banyak kader hijrah usai munas mendatang.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Idrus Marham tak meyakini prediksi Agun tersebut. Menurutnya, Munas IX Golkar 2014 bakal berjalan demokratis. Sehingga kekhawatiran seperti diprediksi Agun tak bakal terjadi di kader Partai Golkar.
"Yang penting kepengurusan dilaksanakan dengan baik. Ada bagian yang memberikan ruang pada setiap kader untuk maju dengan persyaratan yang ditentukan. Persyaratan diputuskan pada saat Munas nanti," kata Idrus di DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (21/11/2014).
Idrus menuturkan, proses demokrasi dalam Munas yang rencananya bakal digelar di Bandung tersebut, tentu tak bakal menjadikan alasan kader militan Golkar untuk hengkang. "Saya yakin itu enggak ada, sepanjang kita mengelolanya demokratis," tambahnya.
Sebelumnya, Agun mengancam jika Munas 2015 tetap tak demokratis, tak menutup kemungkinan kader potensial hengkang ke partai lain. Agun mencontohkan Ferry Mursidan Baldan dan Yuddy Chrisnandi hijrah pascamunas Pekanbaru 2009 lalu.
Agun menyebut, hengkangnya kader potensial Partai Golkar karena partai berlambang beringin itu tidak berjalan demokratis. "Golkar enggak bisa dikelola degan demokratis, ya kader hijrah," sesal Agun.
Tim enam yang sebagian besar anggotanya calon Ketua Umum Golkar menuntut Munas IX Golkar berjalan demokratis. Mereka meminta syarat 30 persen dukungan pemilik suara sah, tak lagi menjadi syarat untuk caketum yang akan maju dalam bursa pemilihan nanti.
Tim enam selain Agun ada Hajriyanto Thohari, Airlangga Hartanto, Zainuddin Amali, Melchias Markus Mekeng dan Ridwan Mukti. Tim enam ini pertama kali dideklarasikan 30 Oktober 2014 di Hotel Kartika Chandra, Jakarta.