TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo disarankan harus mencari tahu akar masalah dari perseteruan yang kerap terjadi antara anggota TNI dengan anggota Polri, seperti yang terjadi di Batam, Kepulauan Riau beberapa waktu lalu.
"Yang perlu dicari tahu problemnya di mana akar masalahnya," ujar Pengamat politik dari Komite Pemilih Indonesia ( TEPI), Jeirry Sumampow, Senin (24/11/2014).
Ia melihat salah satu akar masalah yang membuat dua aparat dari TNI dan Polri terlibat konflik yakni ketika reformasi memisahkan dua institusi ini, dengan menempatkan polisi di bawah presiden.
"Dan ini perlu dikaji apakah memang problem itu akarnya dari sana atau ada fakator lain, sehingga kita tau secara jelas untuk menyelesaikan persoalan ini," kata Jeirry.
Mengenai indikasi kepentingan politik dibalik konflik tersebut, Jeirry menjelaskan dirinya tidak melihat kepentingan politik di sana, melainkan murni adanya gesekan kepentingan lahan bisnis.
"Saya tidak lebih melihat itu (kepentingan politik), tetapi ini konflik soal kepentingan lahan bisnis. Biasanya selama ini kalau ada konflik antra polisi dan tentara itu di cari kepentingan lahan bisnis, dimana yang menjadi areal kekuasaan TNI mana yang Polisi," kata Jeirry.
Sebelumnya sempat diberitakan, Presiden Joko Widodo akan memanggil Kapolri Jenderal Sutarman dan Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Senin (24/11).
Pemanggilan terhadap keduanya terkait bentrokan yang terjadi antara TNI dengan Brimob di Batam. "Senin. Senin nanti saya panggil," kata Presiden Jokowi.