News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Duet Jokowi JK

Jokowi: Penenggelaman Kapal Bukan Buat Gagah-gagahan

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapal milik nelayan asing ditenggelamkan TNI AL, di Perairan Anambas, Kepulauan Riau, Jumat (5/12/2014). Sebanyak tiga kapal milik nelayan vietnam yang ditangkap TNI AL ditenggelamkan sebagai sikap tegas pemerintah Indonesia terhadap aksi pencurian ikan yang merugikan negara hingga Rp 300 Trilyun pertahunnya. TNI AL mengerahkan empat Kapal Perang Indonesia (KRI) diantaranya KRI Sultan Hasanuddin, KRI Sutedi Senaputra, KRI Todak, KRI Baracuda dan KN Bintang Laut milik Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla). TRIBUN BATAM/ARGIANTO DA NUGROHO

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menampik penilaian sejumlah pihak, yang menyebut tindakan pemerintah menenggelamkan kapal asing yang mencuri ikan di perairan Indonesia hanya sebagai gagah-gagahan.

Melalui fanpage facebooknya Ir. H. Joko Widodo yang diunggahnya beberapa saat lalu, Presiden Jokowi menegaskan, bahwa penenggelaman kapal ikan asing yang mencuri ikan di wilayah RI bukan soal gagah-gagahan atau semacam display politik, tapi ini sudah masuk soal prinsip dalam wilayah kedaulatan Republik.

“Kita akan ukur secara objektif apakah setelah penenggelaman kapal asing ini hasil tangkapan nelayan kita meningkat? ekspor kita meningkat? kesejahteraan nelayan meningkat?” kata Jokowi seperti dilansir situs Setkab, Minggu (1/12/2014).

Presiden mengemukakan, setelah langkah penenggelaman ini akan diadakan patroli Angkatan Laut secara intensif untuk menjamin wilayah laut Indonesia bersih dari illegal fishing, dan nelayan-nelayan dari bangsa sendiri bisa berdikari secara ekonomi.

“Ikan-ikan kita masuk ke dalam pasaran internasional dimana yang menjual dengan harga pasaran internasional adalah nelayan Indonesia,” kata Jokowi.

Menurut Presiden, pemerintah harus menargetkan sesuai dengan data Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yaitu hasil tangkapan ikan harus Rp. 300 triliun/tahun.

Jangan seperti kemarin dengan subsidi ke nelayan Rp.11 triliun tapi hasilnya hanya Rp.300 miliar/tahun.

Bila dana Rp. 300 trilyun/tahun masuk ke kas negara, menurut Presiden, banyak dana yang bisa dibangun untuk agenda perbaikan kampung-kampung nelayan, membangun infrastruktur seperti galangan kapal, pasar ikan khusus, dan mengembangkan jaringan pemasaran dunia untuk ikan-ikan hasil tangkapan nelayan kita.

“Kita harus berpikir jauh ke depan, berpikir untuk memperbaiki kehidupan bangsa, jangan hanya terjebak zona nyaman lalu kita takut memperbaiki keadaan,” tutur Kepala Negara.

Ditenggelamkan di Anambas

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, TNI AL bekerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) telah menenggelamkan 3 (tiga) kapal berbendera Vietnam, yaitu KG 90433. ATS 005; KG 94366 TS. ATS 006; dan KG 94266 TS. ATS 012, di perairan Anambas, Kepulauan Riau, Jumat (5/12).

Proses penenggelaman ketiga kapal itu dimulai pukul 10.20 WIB, diawali dengan penembakan menggunakan senjata mesin dari jarak 200 meter dari atas Kapal Negara (KN) Bintang Laut milik Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla), Kapal Pemerintah (KP) Ketipas dan KP Napoleon milik Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksda Widodo menjelaskan, ketiga kapal Vietnam itu didorong dari pulau Tarempa setelah ditangkap beberapa hari lalu. “Kami dorong kapal tersebut 3 mil dari pulau Tarempa. Di eksekusi di wilayah laut dengan kedalaman 45-60 meter. Penembakan dari jarak 200 meter,” terangnya.

Hadir dalam penenggelaman ketiga kapal itu antara lain Kepala Pelaksana Harian Bakorkamla Laksdya D.A. Mamahit, Kapuspen TI Mayjen M. Fuad Basya, dan beberapa pejabat Pemkab Anambas.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini