TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia (IPI) Burhanuddin Muhtadi menilai polemik yang terjadi di internal Golkar cukup memprihatinkan.
Menurutnya, saat ini Golkar berada di ujung tanduk karena terjadinya dualisme kepemimpinan.
"Golkar ada di persimpangan jalan. Ini krisis Golkar paling parah yang saya lihat," kata Burhanuddin di kantor ICW, Jakarta Selatan, Senin (8/12/2014).
Burhanuddin menuturkan, penyelesaian masalah di tubuh Golkar harus diselesaikan secara formal. Menurutnya, penyelesaian melalui Mahkamah Partai tidak akan berjalan maksimal.
"Karena kedua kubu sama-sama memiliki Mahkamah Partai. Penyelesaian melalui Mahkamah Partai tidak mungkin dilakukan," tuturnya.
Burhanuddin berharap, pemerintah tidak melakukan intervensi terhadap permasalahan yang kini sedang dihadapi partai berlambang pohon beringin tersebut.
Mengenai masing-masing kubu mengajukan surat kepengurusan baru sebaiknya jangan ada yang disahkan.
"Surat kedua kubu itu jangan disahkan dulu sebelum internal menyelesaikan persoalan. Saya setuju Golkar kembali ke status quo kepengurusan lama, jadi semuanya tidak ada yang dipecat," tandasnya.