TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pencarian black box (kotak hitam) dari pesawat AirAsia QZ8501 telah difokuskan oleh tim gabungan dalam tiga hari terakhir setelah adanya kepastian temuan ekor pesawat.
Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI FHB Soelistyo mengatakan, tim gabungan akan memfokuskan mengangkat ekor pesawat untuk memastikan keberadaan black box. Menurutnya, kekhawatiran masyarakat terhadap kemungkinan black box terpecah dinilai hal yang wajar.
"Khawatir boleh, tapi black box itu dibuat dengan metal yang sudah diperhitungkan tahan terhadap bantingan dan temperatur,"kata Soelistyo setelah jumpa pers di Kantor Basanas, Jakarta, Jumat (9/1/2015).
Soelistyo berharap, bahan black box yang terbuat dari bahan-bahan metal mampu bertahan dari kondisi yang ada saat ini. Hingga siang ini KN Jadayat bersama Komite Nasional Keselamatan Transpportasi (KNKT) berusaha untuk mendapatkan sinyal black box hingga pengangkatan ekor pesawat berhasil dilakukan.
"Sehingga kita bisa memastikan black box ada di ekor atau tidak sehingga waktu kita tidak habis," kata Soelistyo.
Sekadar informasi, black box mempunyai dua fungsi yaitu perekam data penerbangan (flight data recorder atau FDR) dan perekam suara kokpit (cockpit voice recorder atau CVR). Rekaman tersebut merekam pembicaraan pilot dengan pemandu lalu lintas udara atau Air Traffic Control (ATC). Selain itu, alat ini mengetahui tekanan udara dan kondisi cuaca selama penerbangan.