News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rakernas PAN

‎Jelang Kongres, PAN Disarankan Lakukan Regenerasi Kepemimpinan

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional Amien Rais (dua kanan) bersama Ketua Umum PAN Hatta Rajasa (dua kiri), Ketua DPP PAN Zulkifli Hasan (kiri), dan Wakil Ketua Umum Drajad Wibowo (kanan) menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya saat membuka Rapat Kerja Nasional di Kantor DPP PAN, Jakarta, Rabu (7/1/2015). Rakernas tersebut diselenggarakan sebagai persiapan menuju Kongres PAN April 2015 mendatang. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) disarankan melakukan regenerasi kepemimpinan.

Hal itu‎ diungkapkan peneliti politik dari AirMob Nafi’ Muthohirin di Jakarta, Jumat (16/1/2015).

Diketahui menjelang Kongres PAN di Bali, dua nama kandidat ketua umum yang muncul yakni Zulkifli Hasan dan Hatta Rajasa.

Nafi mengatakan demi upaya regenerasi politik, PAN akan disarankan memilih kalangan muda seperti Zulkifli Hasan. "Renerasi kepemimpinan PAN merupakan ijtihad politik. Regenerasi ini harus konsisten untuk tujuan-tujuan yang idealis dan realistis jika partai ini ingin sukses di 2019. Sehingga PAN perlu merubah strategi dan figur-figur sebelumnya,” jelas Nafi.

Apalagi selama ini PAN memiliki tradisi ketua umum yang menjabat satu kali periode. PAN adalah satu-satunya partai yang memiliki keteraturan dalam sirkulasi kepemimpinannya, secara demokrasi itu sehat.

“Nah, jika PAN ingin mengedepankan regenerasi kepemimpinan berarti sosok Zulkifli Hasan yang patut didorong, sementara Hatta Rajasa jangan maju lagi demi kebaikan demokrasi dan kebaikan PAN ke depan,” ungkap Nafi.

Sementara pengamat politik dari Universitas Negeri Airlangga (UNAIR) Surabaya Airlangga Pribadi mengatakan, PAN sebagai salah satu partai yang pada awalnya dibangun melalui semangat reformasi sudah seharusnya menjadi inisator awal bagi proses regenerasi kepemimpinan di interneal partai.

“Apalagi kalau kita lihat dalam masa kepemimpinan Hatta Rajasa tidak ada perkembangan atau kemajuan signifikan terkait dengan capaian parpol serta dalam kepemimpinan ruang terbuka untuk otokritik tidak tertampung. Hal ini misalnya muncul dalam pemecatan Wandah Hamidah,” tutur Airlangga.

Dia menbambahkan, kondisi yang demikian membutuhkan berlangsungnya political refreshing di internal PAN. “Pergantian kepemimpinan partai adalah langkah awal bagi pembenahan partai,” kata Airlangga.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini