TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Ignasius Jonan memberikan penjelasan mengenai jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di Selat Karimata, perairan dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, pada 28 Desember 2014 silam.
Menurut Jonan, seperti dilansir dari AFP, pesawat itu berusaha untuk meningkatkan ketinggian dengan kecepatan cukup tinggi, yang melebihi kecepatan normal.
"Di menit terakhir, pesawat naik dengan kecepatan di atas normal," kata Jonan, di Jakarta, Selasa (20/1/2015), mengutip data radar.
"Pesawat kemudian naik dengan kecepatan di atas batas normal kemampuan pesawat, kemudian mengalami stall (terhenti)," kata Jonan.
Sebelumnya, tim SAR gabungan yang dipimpin Badan SAR Nasional sudah menemukan kotak hitam pesawat AirAsia di kedalaman Selat Karimata. Kotak hitam itu berisi perekam data penerbangan (flight data recorder) dan perekam suara kokpit (cockpit voice recorder) yang akan digunakan untuk menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat.
Saat ini, kotak hitam masih berada di Komite Nasional Keselamatan Transportasi yang masih mengunduh data awal. Menurut Kepala KNKT Tatang Kurniadi, petugasnya membutuhkan waktu lama untuk mengunduh data awal.
Hingga saat ini, tim SAR gabungan sudah menemukan 53 jenazah dari pesawat AirASia QZ8501. Pesawat AirAsia tersebut mengangkut 162 orang termasuk penumpang dan awak pesawat yang berangkat dari Bandara Juanda, Surabaya, dengan tujuan Bandara Changi, Singapura.